Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: [email protected]. Terima Kasih!
Official Website Universitas Ma Chung.
T : (0341) 550 171
Email: [email protected]
Universitas Ma Chung
Villa Puncak Tidar N-01, 65151, Malang, IND
Tak dapat dipungkiri, Indonesia adalah negara yang kaya akan diversitas buah-buah endemik yang eksotis. Salah satu yang kita kenal adalah buah merah dari tanah Papua (Pandanus conoideus Lam.). Banyak peneliti melaporkan bahwa warna merah pekat buah tersebut mengandung beta-karoten sebagai pigmen utamanya. Namun, tim peneliti Laboratorium Brotosudarmo Pusar Penelitian Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) Ma Chung Research Center for Photosynthetic Pigments (MRCPP) tidak percaya begitu saja. Dari situlah, MRCPP bekerjasama dengan Dr. Konstantina Maria Brigita Kameubum dari Universitas Cendrawasih untuk melakukan penelitian, apa saja senyawa yang ada dalam pigmen karotenoid buah Merah, dan penelitian ini membuahkan hasil yang menggembirakan: jenis karotennya bisa menyembuhkan beberapa penyakit.
“Saya melihat bahwa ada kemiripan karakteristik warna pigmen merah pekat dari minyak buah merah dengan minyak buah cabe merah,” jelas Dr. Tatas H.P. Brotosudarmo – peneliti utama MRCPP. “Berangkat dari sana, para peneliti kami melakukan penelitian lebih lanjut, jenis karotenoid apa saja yang terdapat dalam buah merah,” terangnya.
Heriyanto, peneliti Lab. Brotosudarmo, berhasil memisahkan komponen-komponen pigmen karotenoid yang ada di buah merah tersebut dan mengidentifikasi struktur kimianya. “Karotenoid utama yang memberi warna merah pekat dari minyak buah merah adalah pigmen karotenoid yang sama dengan pigmen karotenoid yang ada pada buah cabe merah yaitu capsantin dan capsorubin,” demikian terang Heriyanto.
Capsantin dan capsorubin memiliki keunggulan unik dibandingkan karotenoid lain. Dalam jurnal internasional Frontier in Pharmacology, 2020, vol. 11, hal. 832 menyebutkan bahwa karotenoid tersebut masuk di dalam daftar bahan fitokimia yang mampu menanggulangi masalah Multidrug Resistance (MDR, kebalnya bakteri, virus, parasit terhadap obat) pada terapi kanker, meningkatkan kematian (apoptosis) sel limfoma, mencegah karsinogenesis, dan menurunkan stres oksidatif pada sel sehat. British Journal of Nutrition, 2003, vol. 89, hal. 787 juga menyebutkan bahwa konsumsi capsantin dan capsorubin dapat menurunkan risiko penyakit kronis, seperti penyakit kardiovaskular. Masyarakat sendiri mengkonsumsi minyak buah merah untuk kesehatan, yang mana dipercaya untuk meringankan gelaja stroke dan hipertensi.
Komposisi karotenoid dari buah merah Papua yang sama dengan komposisinya pada buah cabe merah tersebut membawa banyak hipotesa dan dugaan terkait dengan seberapa dekat jalur mekanisme biosintesis karotenoid dari kedua buah tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan tersebut, saat ini para peneliti Lab. Brotosudarmo di MRCPP Universitas Ma Chung memfokuskan risetnya pada upaya menyingkap rahasia alam terkait jalur biosintesis karotenoid pada buah merah Papua. Yang menjadi highlight penemuan yang telah dipublikasikan di jurnal diatas adalah bahwa selama ini karotenoid capsantin dan capsorubin serta jalur biosintesisnya hanya ditemukan pada tumbuhan dikotil, seperti buah cabe merah, kecuali bunga Tiger Lily (Lilium lancifolium) dan buah asparagus (Asparagus officinalis) yang adalah tanaman jenis monokotil. Sedangkan buah merah Papua termasuk dalam monokotil atau tumbuhan yang memiliki biji tunggal tidak terbelah. Kelompok riset Dr. Brotosudarmo mengusulkan bahwa jalur biosintesis karotenoid pada buah merah Papua ini merupakan kombinasi dari jalur yang ada pada buah cabe merah dan pada bunga Tiger Lily.
Penelitian-penelitian dasar yang bersifat garda depan, seperti analisa jalur biosintesis senyawa aktif tersebut pada buah merah Papua, sangat penting untuk mengetahui signifikansi biodiversitas Indonesia. Penelitian dasar menjadi fondasi kuat bagi Indonesia yang mandiri dan mampu mengelola biodiversitas menjadi modal dalam strategi kemandirian bahan baku industri, baik di bidang pangan maupun fitofarmaka.
Sebagai tembahan informasi, Buah merah dari Papua memiliki ukuran gigantik, dengan panjang sekitar 86-110 cm dan diameter buah dengan lebar 30-35 cm. Buah ini adalah buah endemik yang anda temui di Papua saja. Ciri yang menonjol dari buah merah tersebut adalah warna merah pekat dari ekstrak minyak buahnya. Masyarakat Papua memanfaatkan minyak buah merah umtuk berbagai aplikasi, misalnya sebagai pewarna alami sosis, atau produk makanan lain. Ekstrak minyak buah merah bahkan dijual sangat mahal bentuk cairan (Rp. 35.000,- hingga Rp. 168.000,- per 100 mL) atau kapsul (Rp. 24.000,- hingga Rp. 80.000,- per 60 kapsul).
Sedangkan minyak ekstrak paprika merah, dengan kode pewarna alami E160c, sangat umum digunakan dalam industri makanan sebagai pewarna alami warna merah yang pekat dan cukup stabil terhadap suhu perlakukan yang tinggi.
Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka Segera Daftar Sekarang.