Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: [email protected]. Terima Kasih!
Official Website Universitas Ma Chung.
T : (0341) 550 171
Email: [email protected]
Universitas Ma Chung
Villa Puncak Tidar N-01, 65151, Malang, IND
Tiga mahasiswa Program Studi Digital Business Accounting Universitas Ma Chung, Devina Andreny Wongso, Aisvaryachandra Philea Sondakh, dan Catherine Agatha Soesanto, berhasil lolos seleksi Program Kreativitas Mahasiswa bidang Artikel Ilmiah (PKM-AI) tahun 2025. Di bawah bimbingan dosen mereka, Bagas Brian Pratama, S.Tr.Ak., M.Tr.Ak., riset mereka yang unik dan orisinal tentang hubungan antara patung kucing hoki dengan praktik akuntansi dalam konteks bisnis berhasil mencuri perhatian.
Ide penelitian ini berawal dari mata kuliah Akuntansi Keperilakuan yang diampu oleh Bagas di semester enam. Devina, salah satu peneliti, mengungkapkan bahwa cara mengajar Bagas yang interaktif dan seru memicu motivasinya untuk melakukan riset. “Pembawaan Pak Bagas yang interaktif membuat saya makin tertarik menggali jurnal dan mulai menyadari bahwa akuntansi dapat dikaji dari perspektif budaya sekitar,” ujar Devina.
Riset yang berjudul “Rahasia Patung Kucing Hoki dalam Praktik Akuntansi dan Keberhasilan Bisnis Etnis Tionghoa” ini mengeksplorasi keyakinan masyarakat terhadap simbol Maneki-neko yang sering ditempatkan di area strategis seperti pintu masuk atau meja kasir, dengan keyakinan bahwa gerakan tangannya bisa menarik rezeki. “Patung kucing hoki ini banyak ditemukan di toko-toko milik etnis Tionghoa. Saya penasaran apakah ada kaitannya dengan strategi bisnis atau bahkan akuntansi. Setelah saya sampaikan idenya, Pak Bagas mendukung penuh riset ini,” tambah Devina.
Penelitian mereka tidak hanya berhasil lolos PKM, tetapi sebelumnya juga meraih prestasi di Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial VI Tahun 2024 yang diadakan di Politeknik Negeri Malang. Riset mereka berhasil masuk 3 terbaik dan berkesempatan untuk dipublikasikan di Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen (JRAAM), terindeks SINTA 3.
Meski demikian, ada tantangan yang harus dihadapi, terutama saat mencari narasumber. Beberapa pemilik usaha awalnya sempat ragu untuk memberikan informasi. Namun, tim peneliti menemukan cara kreatif untuk mengatasinya. “Solusi kami adalah dengan melakukan pendekatan informal dengan membeli dagangan narasumber terlebih dahulu untuk membangun suasana santai, lalu mengarahkan pembicaraan tentang simbol budaya. Dari situ, informasinya mengalir dengan lebih natural,” jelas Devina.
Catherine menambahkan, keyakinan pada patung kucing hoki tidak terbatas pada etnis tertentu, namun juga harus diimbangi dengan kerja keras. “Patung kucing hoki tidak hanya digunakan oleh etnis Tionghoa saja. Siapa pun bisa menggunakannya, asalkan kepercayaan itu diiringi dengan kerja keras. Percuma percaya membawa berkah kalau tidak dibarengi kerja keras, misalnya buka toko semaunya mereka sendiri,” tutupnya.
Aisvaryachandra menambahkan bahwa ia belajar banyak dari proses ini, khususnya dalam melihat bagaimana simbol budaya bisa dimaknai secara ilmiah. “Awalnya saya kira ini sekadar ornamen. Tapi ternyata ada arti dan pengalaman bisnis di baliknya,” ujarnya.
Ditanya mengenai rencana ke depan, Devina menyatakan ingin melanjutkan riset kualitatif sejenis, misalnya ke komunitas etnis lain untuk melihat apakah simbol budaya juga memiliki peran serupa dalam praktik akuntansi. Ia berharap bisa mengembangkan pendekatan local wisdom accounting sebagai arah penelitian di masa depan. “Saya ingin mengembangkan pendekatan local wisdom accounting, agar akuntansi tidak hanya dipahami sebagai angka, tapi juga mencerminkan nilai, kepercayaan, dan konteks budaya masyarakat,” ungkap Devina.
Bagas Brian Pratama, S.Tr.Ak., M.Tr.Ak. sebagai dosen pembimbing, mengapresiasi konsistensi Devina sejak awal. “Devina berhasil menunjukkan kematangan berpikir dalam melihat fenomena di sekitar dan menghubungkannya dengan akuntansi. Ia tidak berhenti di mata kuliah saja, tapi lanjut sampai seminar nasional, publikasi jurnal, dan kini PKM-AI. Ini adalah contoh bahwa riset yang orisinal bisa dimulai dari kepekaan terhadap budaya sekitar,” tuturnya. Beliau juga berharap bahwa lebih banyak mahasiswa mengikuti jejak ini, tidak hanya untuk prestasi pribadi, tetapi sebagai bagian dari penguatan budaya akademik kampus.
Wakil Rektor I Universitas Ma Chung Bidang Akademik, Dr. Kestrilia Rega Prilianti, S.Si., M.Si. menyampaikan apresiasinya atas capaian tim PKM Digital Business Accounting ini, “Keberhasilan tim PKM Akuntansi Universitas Ma Chung merupakan bukti nyata dedikasi mereka dalam bidang penelitian dan penulisan artikel ilmiah. Harapannya, ke depan akan semakin banyak tim yang lolos PKM sebagai wujud komitmen universitas dalam meningkatkan kualitas riset dan publikasi,” ujarnya.
Riset ini bukan hanya memperlihatkan kreativitas mahasiswa dalam menggabungkan budaya populer dengan ilmu akuntansi, tetapi juga menjadi wujud semangat kegigihan sivitas akademika Universitas Ma Chung dalam menghasilkan karya orisinal yang berdampak.
Pesan Devina bagi Machungers:
“Whenever you feel unmotivated, please remember that motivation is just a feeling;
discipline is a habit. Habit becomes a character, then becomes a way of life”
Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka Segera Daftar Sekarang.