M Afnani – beritajatim7 Juli 2025 | 21:11

Malang (beritajatim.com) – Universitas Ma Chung mengambil langkah strategis dalam menjawab tantangan dunia usaha dengan membuka Program Studi (Prodi) Hukum Bisnis yang akan mulai berjalan pada tahun akademik mendatang. Langkah ini diambil sebagai bentuk inovasi pendidikan tinggi yang menyesuaikan kebutuhan nyata masyarakat, khususnya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Rektor Universitas Ma Chung, Prof. Dr. Stefanus Yufra M. Taneo, M.S., M.Sc., menyampaikan bahwa pembukaan prodi ini merupakan bagian dari fokus institusional. Saat ini Ma Chung terus mendorong pertumbuhan berkelanjutan berbasis kolaborasi juga berdampak nyata.

“Kami akan membuka Prodi Hukum Bisnis di bawah Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Ini sangat dibutuhkan, karena banyak pelaku usaha. terutama generasi muda dan pelaku bisnis keluarga, belum memahami aspek legalitas usaha, dari perizinan hingga pengelolaan aset dan warisan,” ujar Prof. Stefanus, usai acara pengukuhan guru besar, Senin (7/7/2025).

Prof. Stefanus mengungkapkan, inspirasi pembukaan prodi ini datang dari pengalaman para pendiri kampus yang juga pelaku bisnis sukses. Namun, mereka harus menghadapi kompleksitas hukum dalam mengelola ratusan perusahaan keluarga.

“Salah satu pendiri kami pernah berkata, ‘Saya punya empat anak dan 200 perusahaan, kalau saya bagi rata tidak masuk akal. Saya harus paham hukum agar bisnis keluarga ini berkelanjutan.’ Ini menjadi pelajaran besar bagi kami,” tutur Prof. Yufra.

Dengan Prodi Hukum Bisnis, mahasiswa tidak hanya belajar aspek hukum seperti pajak, perizinan, dan kontrak, tetapi juga mendalami studi khusus mengenai family business law, sebuah bidang yang masih langka di Indonesia, terutama di Malang Raya.

Prodi Hukum Bisnis ini menargetkan minimal 30 mahasiswa pada tahun pertama dan terbuka peluang untuk bertumbuh pesat. Menurut Prof. Stefanus, pembukaan prodi ini sejalan dengan tren internasional di mana fakultas ekonomi dan hukum digabungkan karena keduanya saling melengkapi dalam mengatur dunia usaha.

“Di luar negeri, banyak universitas memiliki Faculty of Law and Economics. Di Indonesia, ini masih jarang. Kami ingin mengisi kekosongan itu, sambil menanamkan kesadaran pentingnya kepatuhan hukum dalam setiap aktivitas bisnis,” ujarnya.

Universitas Ma Chung juga terus menjalin sinergi dengan pemerintah daerah, khususnya Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur dan Kabupaten Malang, untuk mendampingi pelaku UMKM melalui pelatihan dan riset terapan.

“Kami sudah lebih dari 10 tahun mendampingi UMKM di Malang. Sekarang kami tingkatkan ke level struktural dengan menyediakan pendidikan hukum bisnis agar para pelaku usaha paham bagaimana mengelola usaha yang legal, berkelanjutan, dan bisa diwariskan dengan benar,” jelasnya.

Prof. Stefanus menekankan bahwa pendidikan hukum bisnis bukan hanya untuk menyelesaikan konflik, tetapi untuk mencegahnya sejak dini dengan membangun budaya tertib hukum.

“Banyak konflik keluarga, bahkan pembunuhan, karena warisan. Kita tidak ingin generasi ketiga bisnis keluarga menghancurkan apa yang dibangun generasi pertama. Literasi hukum sejak dini sangat penting,” tegasnya.

Sebagai bagian dari penguatan akademik, Universitas Ma Chung juga tengah mempersiapkan program doktoral (S3) dengan fokus inovasi, serta menjajaki kerja sama dengan universitas di Tiongkok dalam bidang traditional medicine, khususnya di prodi farmasi dan optometri yang sedang dirintis.

“Kami sedang membangun Fakultas Ilmu Kesehatan dan menggandeng universitas di Tiongkok untuk memaksimalkan potensi plasma nutfah hayati Indonesia. Ini bagian dari strategi pertumbuhan berkelanjutan kami,” kata Prof. Stefanus Yufra menutup. (dan/ian)

Link berita asli di sini