Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: [email protected]. Terima Kasih!
Official Website Universitas Ma Chung.
T : (0341) 550 171
Email: [email protected]
Universitas Ma Chung
Villa Puncak Tidar N-01, 65151, Malang, IND
SERU! Editorial Team
8 Mei 2024
Batu, SERU.co.id – Indonesian English Lecturers Association (IELA) kembali menggelar konferensi hybrid internasionalnya yang kedua bertajuk “The 2ND International Hybrid Conference,”. Kegiatan pembukaan dan hari pertama konferensi, diselenggarakan di Hotel Spencer Green, Rabu (8/5/2024).
President of IELA, Prof. Dr. Daniel Ginting mengatakan, Tahun 2024 ini IELA membawa Tema besar yakni “Global Trends in English Language Pedagogy: Navigating New Horizons. Adapun tujuan dari kegiatan konferensi adalah untuk memberikan penguatan dan kemampuan mengajar serta meningkatkan kualitas mengajar bagi para guru bahasa Inggris yang mengajar mulai dari SD sampai perguruan tinggi.
Yakni dengan menerapkan strategi, sesuai dengan kondisi zaman sekarang, mengajar dengan menggunakan teknologi
“Memanfaatkan teknologi untuk agar siswa semakin termotivasi di dalam mempelajari bahasa Inggris,” seru Guru Besar bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Ma Chung Malang ini.
Prof Ginting, sapaannya menjelaskan, selama Pandemi Covid-19 lalu, banyak kegiatan siswa itu yang tidak terakomodasi dengan baik. Oleh karena itu dengan konferensi offline pada hari ini, IELA mencoba untuk melakukan pendekatan-pendekatan yang lebih menggunakan teknologi.
“Semoga dengan Konferensi yang berlangsung hari pertama secara offline dan hari kedua secara online ini, siswa semakin termotivasi belajarnya semakin lebih baik,” harapnya.
Dosen Program Studi Sastra Inggris itu juga menjelaskan, total terdapat tujuh orang keynote speaker dari berbagai institusi di seluruh dunia sebagai pembicara dalam acara dua hari tersebut. Hari Pertama tampil memberikan pemaparannya adalah Prof. Ross Woods dari Worldwide University, USA dengan Presentasi berjudul “Language and Culture”.
Dilanjutkan presentasi dari Dr. Heng Ee How dari Tuanku Abdul Rahman University, Malaysia yang membawakan “The Causes of Fear of Foreign Language Learning & Ways to Increase Students’ Motivation”.
“Dr. Teguh Sulistyo dosen Universitas Kanjuruhan ini juga membawa presentasi tentang Artificial Intelligence in Writing: Students’ Voices and Writing Competences,” terangnya.
Prof Ginting menambahkan, untuk hari ke-2, yang akan membawakan materi adalah Prof. Cordelia Mason dari Universiti Kuala Lumpur School dengan Presentasi: “Empowering Cultural Competence Through Technology”. Selanjutnya Dr. Delli Sabudu, M. A dari Universitas Negeri Manado dengan materi: “Integrating Cultural Awareness of Students’ into Authentic Learning: Teacher’s Experiences and Challenges”. Dan Dr. Gumawang Djati dari Institut Teknologi Bandung dengan Presentasi: “Embracing AI in English Language Pedagogy”.
“Dari British Council juga akan hadir secara daring uakni Colm Downes,” imbuhnya.
Selain sesi presentasi oleh keynote speaker, terdapat pula sesi presentasi paper paralel dari berbagai instansi pendidikan di Indonesia mulai dari jenjang SMP hingga universitas. Pada akhir sesi akan ada penghargaan bagi 3 presenter paralel terbaik yang diambil dari masing-masing ruang paralel.
Indonesian English Lecturers Association (IELA) sendiri adalah organisasi profesional nirlaba yang menyatukan dosen dan guru yang mengajar Bahasa Inggris untuk meningkatkan dan memberdayakan pengembangan profesional mereka melalui kerja sama dan forum kegiatan akademik.
“IELA memiliki visi untuk menjadi asosiasi dosen Bahasa Inggris yang modern, independen, dan profesional,” tukas President of IELA, Prof. Dr. Daniel Ginting.
Dalam kesempatan pembukaan The 2ND International Hybrid Conference,” Ini hadir pula Dekan Fakultas Bahasa Universitas Ma Chung, Lilis Lestari Wilujeng SS Mhum untuk memberikan sambutan. Sebagai kolaborator konferensi, serta perwakilan dari berbagai institusi pendidikan lainnya.
Sementara itu, Dosen Universitas Kanjuruhan, Dr. Teguh Sulistyo yang juga tampil sebagai pemateri mengatakan, hasil penelitian menunjukkan, Covid-19 telah membuat kemampuan guru dan murid tentang teknologi, 7 (tujuh) tahun lebih cepat daripada semula. Dirinya sengaja membawa materi seputar Artificial Intelligence agar tenaga pendidik bisa memahami fenomena kemajuan teknologi saat ini.
Sehingga diharapkan para tenaga pengajar khususnya bahasa Inggris dapat memacu dirinya untuk mengikuti perkembangan teknologi.
“Dengan kehadiran teknologi, sehebat-hebatnya teknologi tidak akan mengurangi peran guru, tapi guru tanpa teknologi akan tersingkirkan. Maka (acara) ini akan membuka wawasan kita untuk pengajaran harus berbasis teknologi,” pungkasnya. (dik/mzm)
Link berita asli di sini.
Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka Segera Daftar Sekarang.