Redaksi – Kamis, Mei 23, 2024 | 15:00

KOTA MALANG- Kesuksesan seseorang saat ini tidak hanya ditentukan oleh Intelligence Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ) saja. Tapi juga dipengaruhi Adversity Quotient (AQ).

Hal itu diungkapkan Dosen Manajemen Universitas Ma Chung Felik Sad Windu Wisnu Broto saat menjadi narasumber dalam seminar motivasi yang diadakan SMA Katolik Kolese Santo Yusup Malang, Rabu (22/5/2024).

Dalam seminar yang diikuti 438 siswa-siswi kelas X SMA Katolik Kolese Santo Yusup Malang ini, Felik memaparkan konsep Adversity Quotient, konsep Daya Juang dari Paul G. Stoltz.

Adversity Quotient atau Daya Juang adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh manusia untuk dapat bertahan dalam menghadapi segala masalah ataupun kesulitan hidup. Menurut Felik, kesuksesan orang saat ini bukan saja ditentukan dan diukur dari IQ dan EQ yang tinggi tetapi juga AQ atau Adversity Quotient.

“Jika dia memiliki IQ dan EQ tinggi, tetapi AQ-nya rendah, maka dia akan menyerah di tengah jalan saat berjuang. Dia tidak memiliki daya juang yang tinggi. Dia akan mundur dan menyerah,” katanya.

Felik memberikan contoh konkret dengan situasi siswa. Jika ada siswa yang memiliki kemampuan intelektualnya tinggi, nilainya bagus dan memiliki tingkat emosional yang baik tetapi tidak memiliki daya juang, maka dia akan menyerah saat menghadapi persoalan. Dia akan mundur dan gagal!

Felik mengurai tingkatan daya juang seseorang dikelompokan menjadi tiga tipe. Yakni tipe Quitters, tipe Campers dan tipe Climbers. Tipe Quitters memiliki ciri menyerah sebelum berjuang karena melihat persoalan dan tantangan yang ada.

“Tipe Campers memiliki ciri tetap berjuang meskipun ada tantangan, tetapi di tengah jalan berhenti dan mundur karena sudah merasa cukup dengan perjuangan yang ada,” katanya.

Tipe yang ideal lanjut Felik, adalah Climbers yang memiliki ciri berjuang secara maksimal sampai titik penghabisan. “Saya berharap adik-adik siswa-siswi kelas X SMA Katolik Kolese Santo Yusup Malang bisa menjadi pejuang tangguh. Bisa memilih tipe Climbers dalam menghadapi setiap persoalan dan tantangan yang ada. Dan ingat, proses tidak pernah menghianati hasil. Artinya perjuangan kamu tidak akan pernah sia-sia!” Kata Felik.

Dalam sesi tanya jawab, Mattew, seorang siswa bertanya tentang apa yang pernah dialaminya. Pada saat beban tugas kelompok dan beban tugas mata pelajaran semakin menumpuk, ia justru merasa berat dan enggan untuk mengerjakannya. Lantas bagaimanakah solusinya?

Felik menjelaskan pentingnya pengenalan diri. Mengenal diri adalah fase yang penting untuk bisa mengambil keputusan yang bijak. Termasuk untuk mengenal, seseorang ada dalam tipe mana saat berjuang. Setelah mengenal diri sendiri, lanjut memotivasi diri untuk berjuang sesuai dengan posisi diri saat ini.

Seminar berlangsung dengan semarak karena banyak siswa-siswi yang aktif pada saat sesi pemaparan dan tanya jawab.

Wakil Kepala SMA Katolik Kolese Santo Yusup Malang Bidang Humas Agustinus Yohan Kristian, S.Pd sekaligus koordinator acara seminar mengatakan kegiatan seminar motivasi diberikan khusus kepada siswa-siswi kelas X dengan tema Daya Juang supaya siswa-siswi kelas X tetap memiliki semangat juang yang tinggi setelah banyak yang stres selesai mengikuti ujian kenaikan kelas.

“Realitasnya yang kita tahu banyak sekali siswa-siswi yang stres saat mengikuti ujian kenaikan kelas. Apalagi mereka yang masih memiliki persoalan untuk ikut ujian ulang atau remidi. Mereka stres sekali! Makanya kami dari Humas memiliki inisiatif untuk mengadakan seminar motivasi dengan tema Daya Juang. Kami melibatkan Universitas Ma Chung untuk kegiatan ini sebagai narasumbernya,” jelas Yohan. (sadw/red)

Link berita asli di sini.