Program Studi Teknik Industri Universitas Ma Chung memberikan kesempatan kepada siswa-siswi SMA di Kota Malang untuk merasakan “Sehari Menjadi Mahasiswa”. Kegiatan ini diselenggarakan di gedung Bhakti Persada Universitas Ma Chung pada Sabtu, 24 Februari 2024.

Rektor Universitas Ma Chung, Prof. Dr. Ir. Stefanus Yufra M. Taneo. MS., M.Sc., dalam sambutannya mengingatkan agar siswa SMA dapat mempertimbangkan dengan cermat dan matang dalam memilih jurusan. Hal ini penting karena banyak siswa saat ini memilih jurusan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti mengikuti teman. Ia juga memberikan gambaran singkat tentang industri di Indonesia.

“Teknik Industri di dalamnya ada teknik yang jelas, tetapi selain itu juga mempelajari tentang ekonomi. Maka arahnya ke depan karena Indonesia mulai bergeser dari negara agraris menuju negara industri, sehingga industrialisasi tidak bisa dilepaskan dalam proses pembangunan,” ungkap Prof. Yufra.

Lebih lanjut, dalam kegiatan ini mahasiswa mengikuti talkshow bersama alumni tentang “Peran dan Pengaruh AI dalam Dunia Industri dan Prospek Kerja Lulusan Teknik Industri”. Talkshow ini dihadiri oleh dua alumni Teknik Industri Universitas Ma Chung, yaitu Felisitas Natasha Y. S. alumni Teknik Industri angkatan 2016 yang kini bekerja di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk sebagai Analis Kredit Ritel dan Menengah, dan Dewanti Fitri Jayanti alumni Teknik Industri angkatan 2013 yang kini bekerja sebagai Plant Auditor di PT. Charoen Pokphand Indonesia.

Dalam talkshow tentang peran AI, Felisitas Natasha yang akrab dengan nama sapaannya, Tasha, menjelaskan bahwa meskipun saat ini banyak bidang sudah menggunakan bantuan AI, namun kemampuan manusia masih sangat dibutuhkan.

“Meskipun teknologi AI telah berkembang pesat, kemampuan manusia tetap diperlukan untuk bidang-bidang di mana AI belum sepenuhnya mampu menggantikannya,” kata Tasha.

Tasha juga menekankan pentingnya mengasah kemampuan softskill. Selama masa kuliahnya, Tasha aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan untuk mengasah kemampuan softskill yang ia miliki. Sehingga melalui bekal kemampuan tersebut ia dapat tampil unggul dan masuk ke dalam bidang-bidang yang tidak bisa digantikan oleh AI.

“Menurutku pasti ada industri yang bisa full digantikan oleh AI di masa depan, tinggal mempertimbangkan modalnya. Tapi untuk sementara ini masih belum. Jadi tetap harus dipertimbangkan skill-skill yang kita punya untuk mengimbangi perkembangan ini,” pungkasnya. 

Dewanti, dalam menjelaskan prospek kerja Teknik Industri mengatakan bahwa lulusan Teknik Industri memiliki peluang besar untuk bekerja di berbagai bidang industri.

“Di Teknik Industri, kita belajar banyak sekali hal tentang aspek manusia, mesin, manajemen, K3, dan lain-lain. Oleh karenanya, kita bisa bekerja di berbagai industri,” jelas Dewanti.

Adapun Tasha dan Dewanti mengatakan bahwa mereka memilih Progam Studi Teknik Industri di Universitas Ma Chung karena memiliki fasilitas yang bagus dan lengkap. Selain itu, lingkungan universitas yang asri dan civitas akademika universitas Ma Chung yang sangat mendukung mahasiswa dalam bidang akademik dan non-akademik juga menjadi salah satu pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan mereka.

Selain mengikuti talkshow, siswa-siswi SMA juga mendapatkan kesempatan untuk berkeliling kampus Universitas Ma Chung. Mereka juga mengunjungi laboratorium Teknik Industri dan mendapat penjelasan dari para pembimbing. Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa-siswi dapat merasakan pengalaman sehari menjadi mahasiswa Teknik Industri dan lebih mantap dalam memilih jurusan setelah lulus SMA.

Terselenggaranya kegiatan “Sehari Menjadi Mahasiswa” bersinergi dengan alumni Universitas Ma Chung ini menjadi bentuk kolaborasi nyata antara universitas dengan para alumni dengan harapan dapat membantu siswa SMA maupun mahasiswa dalam mempersiapkan masa depan mereka dan tumbuh sebagai generasi pemimpin yang berkualitas dan berkepribadian unggul.