Pada 2 Agustus 2019 yang lalu, Universitas Ma Chung mendapatkan kesempatan istimewa untuk dikunjungi oleh salah satu sutradara film Indonesia, Tiar Simorangkir. Tiar telah menghasilkan beberapa film diantaranya Lamtiur dan satu lagi yang akan dirilis, Invisible Hope.

“Sebagai sutradara, saya dan teman-teman gelisah dengan berbagai fenomena sosial di Indonesia. Maka, saya sekarang lebih banyak membuat film tentang fenomena sosial yang sekiranya belum banyak diketahui masyarakat. Ini juga merupakan salah satu bentuk kepedulian saya kepada Indonesia,” jelasnya.

Dalam pertemuan ini, diputarkan trailer dari film terbarunya, Invisible Hope, yang memotret kehidupan para narapidana wanita yang hamil dan memiliki anak di penjara. “Masyarakat banyak yang tidak tahu, bahwa kehidupan mereka sangat miris. Ibu hamil di penjara tidak tercukupi kebutuhan gizi dan kesehatannya, bahkan ada yang melahirkan di penjara tanpa pertolongan medis karena biaya melahirkan dibebankan kepada mereka sendiri,” jelas Tiar. “Belum lagi untuk anak-anak; mereka jadi ikut terpenjara bersama dengan orang tuanya, melihat serta merekam contoh kehidupan yang kurang baik di dalam penjara,” tambahnya lagi. “Biaya popok dan susu pun harus dipenuhi oleh mereka, yang tidak memiliki penghasilan, dan banyak dari mereka yang ditinggal lari oleh pasangannya.”

Fakta-fakta yang memilukan inilah yang menggerakkan Tiar membuat film ini. “Rekan-rekan yang ada di gedung ini bisa memberikan kontribusi secara langsung untuk menolong mereka; bisa langsung kunjungi penjara wanita setempat untuk memberikan bantuan, baik secara moril maupun materiil, kepada ibunya, maupun kepada anaknya,” demikian pesannya.

Beri Kontribusi untuk Edukasi Kesehatan Reproduksi
Tidak hanya screening film Lamtiur dan pemutaran trailer Invisible Hopes, dalam pertemuan ini juga dilaksanakan talkshow mengenai Hak Kesehatan Reproduksi Perempuan yang menghadirkan dua pembicara lainnya: Dr. Alphinus R. Kambodji (Aktivis Kesehatan Reproduksi dan HIV/AIDS) serta Dr. Carolina Radjah (Dosen Bimbingan Konseling Universitas Negeri Malang).

Mengundang peserta dari berbagai sekolah mitra, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian dan kontribusi Universitas Ma Chung untuk masyarakat kota Malang, terutama bagi remaja agar tidak terjebak dalam pergaulan yang salah, serta sejak dini memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi.