Bekerja sama dengan Bappenas, Universitas Ma Chung mewujudkan kontribusinya untuk pembangunan Indonesia. Kerja sama itu dinyatakan dengan menggelar sosialisasi dengan tema Sinergitas Perencanaan Pembangunan Nasional terhadap Peran Perguruan Tinggi dalam Menghadapi Tantangan Global.

Acara yang dihelat pada 4 Oktober 2019  ini mengundang para pimpinan perguruan tinggi se-Malang Raya bersama dengan Kepala LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) Perguruan Tinggi se-Malang Raya, serta mengundang Kepala Bappeda Provinsi Jawa Timur, Kepala Bappeda Kabupaten Malang, Kepala Bappeda Kota Malang dan Kota Batu.

“Kegiatan yang diinisiasi oleh Universitas Ma Chung ini merupakan usaha kami untuk memberikan sumbangsih pada kelancaran pembangunan Indonesia,” demikian ujar Assoc. Prof. Murpin Josua Sembiring, S.E., M.Si, rektor Universitas Ma Chung.

“Tujuannya adalah agar tercipta sinergi antara perguruan tinggi dan rencana pembangunan. Dan sebagai akademisi, kami yakin bahwa Kementrian PPN/Bappenas Republik Indonesia merancang pembangunan nasional di Indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah akademik yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” jelas Murpin.

“Hal ini sesuai dengan visi Kementrian BPP/Bappenas yaitu perencanaan berdasarkan pertimbangan atas pengetahuan, informasi, dan data terkini,” imbuh beliau.

Kegiatan ini juga bisa menjadi wadah sosialisasi model rancangan pembangunan nasional Kementrian BPP/Bappenas Republik Indonesia, serta menjadi referensi ilmiah bagi pengembangan Tridharma Perguruan Tinggi. “Jika dunia akademik dan pemerintah bersatu padu membangun Indonesia, maka niscaya pembangunan di negara ini dapat berjalan lebih cepat dan menjawab tantangan-tantangan jaman yang semakin global,” tambah Murpin.

Dalam paparannya, Deputi Direktur untuk Analisa Data dan Pemetaan Kemiskinan Direktorat Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial Kementrian PPN/Bappenas,  Bapak Widaryatmo, M.Si menyatakan bahwa indeks kemiskinan di Jawa Timur ada di kisaran nilai 10, padahal tingkat penganggurannya rendah. “Ini berarti sebagian masyarakat miskin di Jawa Timur adalah masyarakat yang bekerja,” papar beliau.

Dalam kesempatan ini, beliau memaparkan beberapa fokus pembangunan nasional lima tahun mendatang, yaitu memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas, mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan, meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya saing, Revolusi Mental dan pembangunan kebudayaan, memperkuat infrastruktur mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar, membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim, serta memperkuat stabilitas Polhukhankam dan transformasi pelayanan publik.

“Melalui paparan beliau, saya mengajak perguruan tinggi untuk menghasilkan riset-riset yang sejalan dengan arah pembangunan nasional, sehingga kita sebagai akademisi memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan Indonesia,” terang Murpin.

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya, dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan, dan pedoman pembangunan nasional. Pembangunan nasional dilaksanakan merata di seluruh tanah air dan tidak hanya untuk suatu golongan atau sebagian dari masyarakat, tetapi untuk seluruh masyarakat, serta harus benar-benar dapat dirasakan seluruh rakyat sebagai perbaikan tingkat hidup yang berkeadilan sosial, yang menjadi tujuan dan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia.