Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: info@machung.ac.id. Terima Kasih!
Official Website Universitas Ma Chung.
T : (0341) 550 171
Email: info@machung.ac.id
Universitas Ma Chung
Villa Puncak Tidar N-01, 65151, Malang, IND
Indonesia merupakan negara dengan paparan sinar matahari yang tinggi yang mana sebagian besar penduduknya bekerja di luar ruangan sehingga memerlukan perlindungan untuk kulit. Sinar ultraviolet (UV) yang berasal dari matahari diketahui memiliki dampak buruk terhadap kulit. Sinar UVB berpotensi menyebabkan kanker pada kulit, sementara sinar UVA dapat mengurangi keelastisan lapisan epidermis kulit sehingga dapat menyebabkan penuaan dini. Kedua sinar ultraviolet ini bekerja secara sinergis sehingga diperlukan suatu pencegahan atau perlindungan untuk mengurangi dampak buruk pada kulit akibat radiasi sinar UVA dan UVB. Penggunaan tabir surya penting untuk mencegah kerusakan kulit. Komponen aktif anorganik seperti zink oksida (ZnO) telah digunakan secara umum sebagai tabir surya karena kemampuannya sebagai penghalang radiasi UVA, dan perlindungan ini dapat ditingkatkan sebagai penghalang dari radiasi dengan kombinasi menggunakan titanium oksida (TiO2). Namun, penambahan konsentrasi logam oksida untuk meningkatkan efektivitas tabir surya dapat menyebabkan produk tersebut sukar untuk menyebar pada kulit dan menyebabkan kulit menjadi putih buram saat tabir surya tersebut diaplikasikan ke kulit.
Gambar 1. Mekanisme kerja tabir surya organik dan anorganik.
Tabir surya anorganik bekerja dengan cara memblok secara fisik sebagian atau semua radiasi UV yang direfleksikan atau dihamburkan menjauh dari permukaan kulit. Sementara tabir surya organik bekerja dengan cara menyerap sebagian atau seluruh radiasi UV dengan tujuan yang sama agar radiasi UV tidak mencapai permukaan kulit.
Gambar 2. Kapasitas radiasi sinar UV saat menembus kulit.
Kombinasi antara bahan anorganik yaitu zink oksida sebagai tabir surya dan bahan organik yaitu ekstrak kulit buah naga diketahui dapat memproteksi kulit dari radiasi sinar UV dan mencegah penuaan dini. Buah naga atau yang dikenal dengan nama Hylocereus costaricensis (Pitaya Roja atau Pitaka Merah) memiliki kulit dan daging berwarna merah. Adapula Hylocereus undatus (Pitaya Blanca atau Pitunan Putih) memiliki kulit berwarna merah dan daging berwarna putih. Buah naga banyak dibudidayakan di Asia Tenggara, Florida, Karibia, Australia, serta wilayah tropis dan subtropis lainnya. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai dragon fruit yang mencerminkan nama Asianya. Nama pitahaya atau pitaya berasal dari Meksiko, sementara pitaya roja berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian utara. Nama tersebut berkaitan dengan spesies kaktus tinggi dengan buah berbunga yang disebut pitahaya. Kaktus ini berasal dari Meksiko, Guatemala, Nikaragua, Kosta Rika, El Salvador, dan Amerika Selatan bagian utara. Buah naga termasuk ke dalam genus Hylocereus dan keluarga Cactaceae.
Buah naga diketahui mengandung pigmen betalain yaitu pigmen nitrogen yang larut dalam air yang menggantikan antosianin. Secara struktural, betalain merupakan senyawa turunan dari asam betalamat, berwarna kuning lemon yang dihasilkan dari sistem resonansi 1,7-diazaheptamethinium dengan tiga ikatan rangkap terkonjugasi. Betasantin adalah produk kondensasi asam betalamat dan asam amino atau amina. Tergantung pada struktur tertentu dari senyawa amino, penyerapan betasantin maksimum bervariasi antara 460 dan 480 nm. Betasantin yang paling umum dan sering dibahas adalah glutamin-betasantin, betasantin utama dalam bit merah, dan indikasantin.
Gambar 3. Struktur betasantin
Kulit buah naga telah dianalisis secara in vivo dapat memberikan efek berbeda terhadap enzim-enzim penangkap radikal bebas oksidatif seperti superoksida dismutase, katalase, glutation-s-transferase. Ekstrak kulit buah naga dapat menjadi agen antioksidan alami dikarenakan manfaatnya terhadap kesehatan. Bahan organik dan anorganik diformulasikan dan dioptimasi bersama dengan bahan tambahan lain yang diperlukan untuk membuat suatu sediaan tabir surya krim o/w (oil in water) yang stabil. Produk tabir surya ini sangat baik digunakan pada saat berolahraga di luar ruangan ataupun pada saat ke pantai.
Gambar 4. Ekstrak kulit buah naga
Formulasi krim tabir surya yang terbuat dari zink oksida dan ekstrak kulit buah naga memiliki kestabilan yang baik dan aktivitas antioksidan yang tinggi sehingga sangat untuk menangkal radikal bebas (IC50 =118 μg/mL). Lima macam formulasi krim yang telah dibuat kemudian dianalisis menggunakan software Design Expert® dan didapati formulasi terbaik adalah perbandingan ZnO dan ekstrak kulit buah naga sebesar adalah 11,7 dan 8,3 %b/v dengan nilai SPF 16 dan daya lekat 47 detik.
Yuk, lindungi kulit indahmu (:
Ditulis oleh: Ruth Febriana Kesuma
Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka Segera Daftar Sekarang.