Pada 22 November 2019 prodi Sastra Inggris Universitas Udayana mengadakan studi banding ke Prodi Sastra Inggris Universitas Ma Chung. “Kami tertarik dengan informasi di situs Universitas Ma Chung bahwa masa tunggu lulusan Universitas Ma Chung adalah 0 bulan,” demikian kata Dr. Made Rajeg mewakili prodi Sastra Inggris Universitas Udayana.

Masa tunggu 0 bulan yang dimaksud oleh Dr. Made Rajeg tersebut diperoleh dari hasil tracer study terakhir yang diadakan oleh Pusat Karir di Biro Kemahasiswaan dan Pendidikan Karakter. Fakta penting itu menarik pimpinan Prodi Sastra Inggris Universitas Udayana untuk memilih program studi Sastra Inggris Universitas Ma Chung sebagai tujuan studi banding.

Tim Sastra Inggris Universitas Udayana terdiri dari Prof. Dr. Drs. Ida Bagus Putra Yadnya, M.A., Dr. Dra. I GAG Sosiowati, M.A., Dr. Drs.I Made Rajeg, M.Hum., dan Dr. Arcani Matradewi, M.Hum., yang merupakan dosen-dosen senior di Universitas Udayana.

Tim ini disambut oleh hampir semua dosen program studi Sastra Inggris Universitas Ma Chung, staf dari BKPKK, serta staf Fakultas Bahasa dan Seni. Tim Sastra Inggris Universitas Ma Chung terdiri dari Dr. Daniel Ginting, Wawan Eko Yulianto, Ph.D., Lilis Lestari Wilujeng, M.Hum., Melany, M.Par., dan Ounu Zakiy Sukaton, M.G.A.L. Sementara dari BKPKK (Biro Kemahasiswaan, Pendidikan Karakter, dan Kepemimpinan), Amelia Permata Putri, S.Pd. dan Siska, S.Psi. turut hadir dan memberikan dukungan.

Dalam pertemuan ini, kepala program studi Sastra Inggris, Wawan Eko Yulianto, Ph.D. memulai pertemuan dan kemudian dilanjutkan dengan diskusi santai namun mengarah ke sejumlah topik penting. Topik-topik tersebut antara lain tentang persiapan karir mahasiswa dan sertifikasi profesi untuk lulusan. Diskusi berjalan dengan cukup efektif karena topik-topik tersebut telah diinformasikan sebelumnya oleh koordinator program studi Sastra Inggris Universitas Udayana, Prof. Nyoman Sedeng, yang pada kesempatan ini tidak dapat hadir.

Perbincangan bergulir mulai persoalan kurikulum program studi Sastra Inggris Universitas Ma Chung hingga program-program pendukung dari Biro Kemahasiswaan, Pendidikan Karakter, dan Kepemimpinan seperti misalnya pola orientasi mahasiswa baru yang unik, kelas-kelas MKU yang berjenjang, serta program live-in OBOR (Orientation Based on Reflection) 1 hingga OBOR 4 yang merupakan kekhasan Universitas Ma Chung.

Terkait peran Pusat Karir (Rubik) dalam mencapai masa tunggu kerja 0 bulan untuk lulusan Universitas Ma Chung, Siska, S.Psi. menyampaikan, “Sebenarnya, ini merupakan kerja sebuah tim besar. Program Studi membekali mahasiswa dengan keterampilan keahlian, dan itu tidak bisa ditawar-tawar. Namun, BKPKK juga turut mempersiapkan lulusan Universitas Ma Chung untuk menjadi pribadi yang siap memasuki dunia profesional. Pusat Karir hanya menjalankan satu bagian saja, yaitu mencari peluang dan menghubungkan dengan perusahaan.”

Setelah mendengar penjelasan yang disampaikan oleh tim Sastra Inggris Universitas Ma Chung dan tim BKPKK, tim Universitas Udayana tampak takjub dengan sinergi yang tercipta antara elemen-elemen ini.

Program Studi Sastra Inggris Universitas Udayana sendiri telah berdiri sejak awal dekade 1960-an dan saat ini dijalankan oleh lebih dari 40 dosen. Tim Program Studi Sastra Inggris Universitas Ma Chung merasa bangga dan terhormat atas kunjungan dan pertukaran gagasan ini. (WEY)