Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: info@machung.ac.id. Terima Kasih!
Official Website Universitas Ma Chung.
T : (0341) 550 171
Email: info@machung.ac.id
Universitas Ma Chung
Villa Puncak Tidar N-01, 65151, Malang, IND
Tren hobi fotografi dari mulai SMA sampai anak kuliahan masih sangat tinggi sampai sekarang . Mulai dari kamera murah sampai mahal, semahal bisa buat beli 5.000 buah cendol. Lumaya bisa traktir se-angkatan.
Banyak yang berfikir memiliki kamera mahal bisa jadi patokan untuk bisa menghasilkan foto yang “mahal”. Kenyataannya setelah dilihat ternyata tidak demikian dan cenderung biasa saja. Nothing special about it.
Malahan biasanya kamera biasa dan murah malah bisa menciptakan karya fotografi yang menawan dan berbeda keren banget.
Ternyata untuk bisa menghasilkan karya fotografi yang keren tidak dipengaruhi dari seberapa mahal kameranya, akan tetapi seberapa peka dan tajam komposisi pengambilan fotonya. Seperti pemahaman dari prinsip fotografi bernama “rule of thirds”.
Apa itu prinsip “Rule of Thirds”?
Ketika anda sedang memegang kamera pasti anda pernah melihat garis-garis yang membagi foto Anda menjadi 9 kotak di LCD kamera, seperti gambar berikut ini:
Tahu atau tidak fungsi dari garis tersebut? Perlu diketahui fungsi dari garis-garis ini adalah sebenarnya sebagai garis bantu yang memudahkan kita menemukan point of interest dari sebuah foto. Teorinya jika Anda menempatkan objek di persimpangan atau di sepanjang garis, foto menjadi lebih seimbang.
Beberapa penelitian tentang ini menunjukkan bahwa ketika melihat sebuah objek, mata seseorang biasanya mengarahkan ke salah satu titik persimpangan secara alami dan bukan ke tengah bidikan.
Prinsip fotografi “rule of thirds” biasanya disandingkan dengan negatif space (ruang kosong) untuk objek bisa telihat lebih jelas dan fokus. Berikut contoh penggunaanya:
Sebagian besar fotografer pemula selalu menempatkan objek ditengah seperti gambar foto sebelah kiri.
Ini bukan berarti hasil fotonya jelek, tapi komposisi itu membuat foto terlihat basi dan kurang menarik. Hal ini mungkin sederhana bagi kita yang masih awan di dunia fotografi namun setelah anda merenungkan hasil foto ini lebih dalam anda akan menemukan perbedaan yang kuat. Contoh lainnya, seperti pada rumah kecil ditengah hutan dengan badai salju.
Pada gambar ini, konsepnya adalah komposisi peletakan objek yang tidak berada pas di tengah lebih enak dipandang dan terlihat lebih alami daripada pas di tengah frame. Ini juga mendorong anda untuk memanfaatkan area kosong secara kreatif.
Selanjutnya bagaimana ketika Anda memfoto objek hidup atau bergerak. Pada waktu Anda memfoto objek bergerak, posisikan seperti biasa, namun Anda juga harus memperhatikan arah pergerakannya. Sebagai aturan umum, Anda harus menyisakan lebih banyak ruang kosong didepan subjek daripada di belakang. Hal ini dikarenakan untuk bisa menunjukkan arah pergerakannya mau kemana. Seperti contoh gambar berikut ini.
Setelah Anda mengetahui dan memahami tentang prinsip “rule of thirds”, selanjutnya anda juga bisa menggunakan prinsip lainnya seperti “rule of odds”. Prinsip ini di definisikan pada sebuah penelitian yang menyatakan orang lebih memilih angka ganjil daripada angka genap saat melihat gambar. Angka ganjil menciptakan harmoni dan keseimbangan, sedangkan angka genap menghasilkan gambar seakan-akan bersaing satu sama lain dan memecahkan perhatian anda.
Saat memotret produk, diusahakan untuk memilih tiga atau lima elemen pada gambar Anda. Jika Anda memiliki lebih banyak, usahakan untuk memasukkan ke dalam kelompok angka ganjil jika memungkinkan.
Penjelasan secara logisnya ketika anda hanya menawarkan 2 produk saja maka produk lainnya dianggap tidak menari dan akan kalah begitu saja. Prinsip-prinsip fotografi ini bukanlah segalanya. Ini hanya panduan untuk mengarahkan Anda meningkatkan skill bidikan sehingga membuat foto nampak lebih menarik dan ekslusif. Oleh karena itu, jika Anda merasa yakin, Anda Juga bisa break the rules dan mengasah kreativitas dalam membidik foto.
Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka Segera Daftar Sekarang.