Halo, semuanya.. semoga selalu sehat dan bahagia ya..

Kali ini ada salah satu mahasiswa Farmasi Universitas Ma Chung yang ingin share pengalamannya menjadi mahasiswa farmasi di Mesir. Gimana ceritanya sampai bisa jadi mahasiswa di Mesir? Baca terus ya sampai abis.

Awalnya…

SEP (Student Exchange Program) adalah rangkaian program terbesar yang diadakan oleh organisasi mahasiswa farmasi internasional terbesar di dunia, yaitu IPSF (Internasional Pharmaceutical Student Federation). Acara ini merupakan ajang pertukaran pelajar bagi mahasiswa yang diikuti lebih dari 88 negara. Mahasiswa farmasi dapat merasakan bagaimana bidang farmasi di negara lain, sebagai program pertukaran budaya dan networking, serta langkah awal untuk kolaborasi internasional pada bidang kesehatan. Program ini berjalan pada saat winter dan summer. Durasinya sekitar 1 hingga 3 bulan dan dapat memilih bidang community pharmacy, hospital pharmacy, clinical pharmacy, pharmaceutical industry, research, dan lain-lainnya. Untuk mengikuti ini syaratnya adalah sudah mengikuti LK 1 (Latihan kepemimpinan) dan minimal berada di semester 5. Selain itu, persyaratan lainnya adalah harus bisa berbahasa inggris dengan aktif.

Saya, Nehemia Immanuel Blessing atau biasa dipanggil Noel (Farmasi 2017) merupakan SEPers (julukan yang digunakan untuk mahasiswa yang menjalani SEP) 2021 batch winter. Negara tujuan yang dipilih oleh saya adalah Mesir, dan asosiasi universitas yang dipilih adalah MTI University (Modern University for Technology and Informatics) yang terletak di Mokattam, Kairo. Saya memilih bidang penelitian/research, dengan konsentrasi pada Microbiology Research selama kurang lebih 1 bulan.

Rangkaian acara tentunya lebih sulit pada saat di awal yaitu dimulai dari pendaftaran, kemudian seleksi berkas. Apabila lolos seleksi berkas akan masuk ke seleksi wawancara. Kemudian setelah terpilih dari sekian mahasiswa di seleksi wawancara, selanjutnya adalah memilih tempat/negara tujuan. Setelah itu, negara tujuan akan menerima aplikasi dan memberikan beberapa pilihan host. Setelah segala bentuk registrasi selesai, pastinya persiapan visa, tiket, dan segala keperluan juga harus dilakukan baru berangkat.

Mesir, Pengalaman Tak Terlupakan

Sesampainya di Egypt, saya dijemput oleh asosiasi EPSF-MTI dan dibawa ke flat mahasiswa untuk tinggal di sana. Dalam 1 flat, saya tinggal dengan 6 mahasiswa fakultas farmasi dan beberapa mahasiswa fakultas kedokteran. Disana tentunya saya merasakan menjadi mahasiswa di Mesir dan dapat bertukar pikiran dan pengalaman tentang farmasi maupun kehidupan di Indonesia dan Mesir. Karena adanya pandemi, program SEP ini dibatasi dan tidak ada mahasiswa dari negara lain yang di Universitas ini selain saya pada saat itu.

Kegiatan yang utama tentunya pada saat internship/research. Disini diajarkan dan mempraktekkan tentang microbiology, AMR, medicinal chemistry dan bagaimana menemukan obat baru, serta banyak lagi. Yang menarik dari pendidikan di sana adalah, mayoritas universitas memiliki standar pendidikan USA, sehingga bahasa yang digunakan dalam pelajaran serta textbook nya adalah bahasa Inggris.

Selain internship, setiap hari saya juga diajak berkeliling kota Kairo, tentunya ditemani oleh mahasiswa dari universitas tersebut. Saya juga diajak ke acara-acara tradisional di Mesir. Pada weekend trip saya juga diajak ke kota Alexandria yang berada di tepi laut dengan banyak mahasiswa dari Universitas Mesir lainnya. Keuntungannya ikut SEP ini juga saya bisa mendapatkan tiket masuk ke tempat wisata jauh lebih murah dibandingkan harga turis atau mahasiswa asing.

Budaya Mesir dan Tempat Wisatanya

Hal yang menarik dari kegiatan ini adalah saya dapat merasakan perbedaan budaya dari Indonesia. Contohnya, orang-orang yang bersifat afektif bahkan pada orang baru. Makanan di sana juga porsinya besar sekali. Selain itu, mereka juga lebih aktif di malam hari hingga subuh, dan bangun siang untuk beraktivitas (toko-toko dan restoran lebih ramai di atas jam 10 malam) . Beruntungnya, saat saya disana terdapat acara terbesar di Mesir selama berpuluh-puluh tahun terakhir, yaitu pemindahan 22 mumi ke museum baru (pengalaman seumur hidup bagi penduduk Mesir juga). Saya juga berkesempatan masuk ke dalam museum barunya dengan harga grand opening yang jauh lebih murah.

Untuk harga makanan dan transportasi disini hampir sama dengan biaya hidup di kota Malang. Makanannya bahkan lebih murah, 5000 rupiah sudah dapat sarapan porsi besar (tergantung tempat). Untuk transportasinya, saya biasa menggunakan bus, mini bus, tram, underground train, maupun train dengan harga terjangkau.

Walaupun banyak rintangan semenjak pendaftaran hingga berangkat dan pulang (visa pending, tiket pesawat tiba-tiba melonjak harganya), serta adanya pandemi sehingga harus keluar biaya lebih (untuk PCR) dan persiapan yang lebih ekstra, pengalaman ini adalah keputusan yang tidak akan saya lupakan sepanjang hidup. Pengalaman ini banyak sekali memberikan dampak positif bagi saya, menginspirasi saya, dan mengembangkan diri saya menjadi lebih baik lagi. Saya dapat berangkat juga tentunya dukungan dari keluarga, teman-teman delegasi SEPersdari Indonesia lainnya yang saling menguatkan dan menyemangati.

TIPS Buat  Ikutan SEP

Tips & trik agar bisa mengikuti kegiatan ini, antara lain:

1. Selalu update dengan berita tentang SEP karena tanggal pendaftaran dan penutupannya yang mepet.
2. Follow instagram @hmpfarmasiumc, @ismafarsi_batarajatim, @sep_ismafarsi, atau @ipsfapro dan @ipsforg.
3. Cuaca, biaya transport dan lain2 juga harus diperhatikan.
4. CV dan dokumen dipersiapkan, dan
5. Yang terpenting bahasa juga harus dipersiapkan sejak semester awal agar dapat lolos dari tahap seleksi wawancara.

Sukses selalu untuk kita semua dan semoga pengalaman ini bisa menginspirasi teman-teman.