Pada minggu kedua Diklat LKU (Lembaga Kemahasiswaan Universitas) yang diadakan olah Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas Ma Chung, terdapat dua webinar yang dibuka untuk seluruh sivitas akademika Universitas Ma Chung. Panitia percaya bahwa tak hanya BPH UKM/Klub dan BEMU yang membutuhkan materi webinar ini, namun seluruh mahasiswa yang juga akan melaksanakan kehidupan berorganisasi di lingkungan kampus. Karena durasi webinar yang lebih panjang daripada diskusi online, panitia memilih pemateri yang menurut panitia bisa membawakan materi secara menarik, yaitu Bapak Ounu Zakiy Sukaton, S.Hum, Master of General and Applied Linguistic (Dosen Sastra Inggris) dan Bapak Felik Sad Windu Wisnu Broto, SS, M.Hum (Kepala Bagian Kemahasiswaan dan Alumni).

Seri webinar ini memberikan softskill yang wajib dikuasai oleh para pengurus Lembaga Kemahasiswaan, yang di Universitas Ma Chung biasanya disebut “Anak LK”.

Webinar “Bagaimana Berkomunikasi Layaknya Manusia pada Umumnya”

Webinar pertama bertajuk “Bagaimana Berkomunikasi Layaknya Manusia pada Umumnya.” Acara yang diadakan melalui platform daring Microsoft Teams ini diadakan pada 22 Juli 2020 pada pukul 10.00 – 12.00 WIB. Webinar ini merupakan webinar pertama yang disuguhkan oleh panitia dalam seri diklat ini.

Materi komunikasi seperti ini pernah disinggung sedikit pada Diklat LKU periode-periode sebelumnya. Belajar dari pengalaman tentang kerap terjadinya miskomunikasi, akhirnya panitia periode ini memutuskan untuk mengangkat ketrampilan komunikasi sebagai elemen utama diklat.

Dalam pelatihan ini, bertindak sebagai pembicara bapak Ounu Zakiy Sukaton, M.G.A.L., dosen Program Studi Sastra Inggris. Meski terkesan seperti click bait, judul materi ini sebenarnya adalah tujuan nyata dari pelatihan tersebut, tak kurang dan tak lebih.

Pada webinar ini peserta diajarkan bagaimana cara untuk berbicara; mengutarakan argumen atau opini dan menanggapi opini orang lain, bagaimana cara untuk “memanusiakan manusia”. Banyak contoh kasus yang dibawakan di dalam webinar ini sangat berdekatan dengan kehidupan mahasiswa yang menjalankan program kerja. Hal itu membuat panitia cepat menangkap maksud dari materi yang diberikan. Kalau mic panitia dibuka mungkin Bapak Ounu bisa terus-menerus mendengar kata “Ah…” yang menandakan setuju. Atau mungkin beliau bisa mendengar gelak tawa panitia menertawakan masalah mereka sendiri. Ternyata benar juga kata Carol Burnett, “Comedy = tragedy + time”.

Webinar “Esensi BPH dalam Lembaga Kemahasiswaan”

Webinar yang dibawakan oleh Bapak Felik ini seluruhnya berisikan mengenai bagaimana seorang yang bergelar Badan Pengurus Harian (BPH) seharusnya bertindak. Menjadi BPH tidak sama dengan mengadakan ekstrakulikuler di sekolah, dan inilah realita yang peserta harus pahami. Dalam webinar ini, Bapak Felik dengan jelasnya menjelaskan tugas-tugas BPH LKU yang meliputi merancang program kerja, dan hal ini memang perlu peserta perhatikan karena sering kali BPH LKU hanya meninggalkan seluruh tanggung jawab ke BPH program kerja. Poin lain yang memang perlu diperhatikan ialah peran BPH dalam mengembangkan soft skill anggotanya, sehingga tidak ada lagi kegiatan rutin yang dibuat dengan asal tanpa memperhatikan perkembangan anggota. Melalui webinar ini panitia ingin mengajak peserta untuk berpikir lebih dalam mengenai peran mereka sesungguhnya.

Kedua webinar tersebut tentunya berjalan dengan lancar dan panitia kategorikan sukses. Pada webinar pertama yang dibawakan Bapak Ounu, panitia berhasil mengajak 210 orang untuk belajar bersama, sedangkan pada webinar kedua panitia berhasil mengajak 174 orang. Kedua pemateri berhasil membuat panitia terbangun sepanjang webinar, Bapak Ounu dengan gaya menjelaskan yang menyenangkan dan Bapak Felik yang sering mengajak peserta untuk berinteraksi, sehingga chat box panitia jadi ramai dengan berbagai pertanyaan menarik.

Reporter: Mira Permata Prabowo