Alfin Wibiksana, mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) angkatan 2022, berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan meraih Juara II Fotografi dalam Pekan Seni Mahasiswa Daerah (PEKSIMIDA) Jawa Timur untuk kategori Foto Artistik. Tahun ini, kategori foto artistik dalam PEKSIMIDA mengangkat tema “Fragment Realita: Membingkai Asa melalui Lensa yang Tak Biasa.”

Alfin mengungkapkan rasa senangnya ketika diumumkan sebagai pemenang. “Yang pasti senang. Karena dari awal saya tidak berekspetasi tinggi,” tuturnya.

Dalam PEKSIMIDA kali ini, terdapat dua kategori fotografi yang dilombakan, yaitu foto jurnalistik dan artistik. Peserta harus menciptakan visual yang sesuai dan bermakna dari tema yang telah ditentukan. Alfin memilih menampilkan foto berkonsep seseorang yang menatap cermin. Foto tersebut berhasil menarik perhatian juri dengan teknik unik dan cerita yang mendalam.

Alfin menafsirkan tema yang ditentukan sebagai simbol harapan. Harapan tersebut dilambangkan melalui cahaya sinar matahari dalam foto. Model dalam foto mengenakan baju putih untuk melambangkan kesederhanaan dan kepolosan. Alfin ingin menyampaikan bahwa masa depan, meskipun sering dianggap kompleks dan jauh, sebenarnya dapat lebih dekat dan sederhana jika kita memandangnya dengan cara yang berbeda. Bayangan kabur dari model dalam foto menggambarkan ketidakpastian masa depan, sementara refleksi sosok model melambangkan bahwa apa yang kita tanam sekarang akan kita tuai di masa depan.

Inspirasi karya Alfin datang dari pengamatannya terhadap situasi anak muda saat ini serta kecintaannya pada buku filsafat dan self-improvement. Dia melihat banyak anak muda yang memandang masa depan sebagai sesuatu yang kompleks dan sulit dicapai.

Prestasi ini diraih Alfin bukan tanpa tantangan. Semua rangkaian lomba dilaksanakan dalam satu hari. Peserta fotografi diberikan tiga lokasi hunting foto di Kota Malang, yaitu alun-alun, Splendid, dan Kayutangan. Dalam waktu satu jam, peserta harus mengambil foto di lokasi tersebut dan menyelesaikan proses editing dengan ketentuan yang ada.

Alfin mengungkapkan rasa syukurnya atas dukungan Universitas Ma Chung, khususnya Bapak Didit Prasetyo Nugroho, S.Sn., M.Sn. sebagai dosen pendampingnya. “Peran Universitas Ma Chung dalam membantu saya banyak sekali. Terutama Bapak Didit sebagai dosen pendamping saya. Selain itu, biaya pendaftaran, rekomendasi, dan kebutuhan alat juga difasilitasi oleh Universitas Ma Chung,” ujarnya.

Alfin sendiri memilih Program Studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Ma Chung karena minatnya pada dunia fotografi dan fasilitas lab yang lengkap untuk menunjang kegiatan fotografi. “Akreditasi Prodi DKV sudah B, dan biayanya juga terjangkau,” tambahnya.

Sebagai penutup, Alfin memberikan pesan kepada mahasiswa lain, “Banyak orang pasti mikirnya takut kalah padahal belum memulai. Tidak perlu takut, yang penting coba dan mulai dulu. Kalau kalah bisa jadi pengalaman dan menambah portofolio kita. Kalau menang bisa menjadi hasil manis untuk jerih payah kita. Jadi ikut lomba merupakan win-win solution.”

Didit Prasetyo sebagai dosen pendamping mengungkapkan apresiasinya terhadap prestasi yang diraih Alfin.

“Tidak ada yang lebih membanggakan sebagai seorang dosen daripada melihat mahasiswanya meraih prestasi. Alfin telah menunjukkan dedikasi dan kreativitas yang luar biasa dalam kompetisi ini. Semoga Alfin dan seluruh mahasiswa DKV lainnya akan terus menciptakan karya-karya yang menginspirasi,” jelas Didit.

Prestasi Alfin ini menjadi bukti nyata implementasi nilai kegigihan dan kreativitas yang dipegang teguh oleh Universitas Ma Chung. Dengan dukungan fasilitas lengkap dan bimbingan dosen berpengalaman seperti Bapak Didit Prasetyo Nugroho, S.Sn., M.Sn., universitas ini mendorong mahasiswa untuk mengembangkan potensi mereka di berbagai bidang. Kesuksesan Alfin dalam kompetisi PEKSIMIDA mencerminkan komitmen Universitas Ma Chung dalam menciptakan generasi muda yang berpengetahuan luas, kreatif, dan bersemangat juang tinggi.