M Afnani | 11 November 2025 | 18:54

Malang (beritajatim.com) – Universitas Ma Chung mengambil langkah nyata untuk mendukung transformasi Desa Sumberdem di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, menjadi desa wisata unggulan. Melalui program Hibah Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) 2025, tim akademisi universitas tersebut menggelar pelatihan ekonomi kreatif (ekraf) intensif dan menginstalasi mesin serut bambu modern untuk warga setempat.

Kegiatan ini didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI sebagai implementasi proposal bertajuk “Inovasi Pemasaran Produk Ekonomi Kreatif Desa (Kriya dan Kuliner) Berbasis Kearifan Lokal dalam Mendukung Semangat Menuju Desa Wisata Indonesia.”

Desa Sumberdem dikenal memiliki kekayaan alam melimpah, mulai dari bambu, kopi, cengkeh, hingga bunga. Universitas Ma Chung melihat potensi ini sebagai modal utama untuk dikembangkan menjadi produk kriya bernilai ekonomi tinggi sekaligus daya tarik wisata yang berkelanjutan.

Ketua tim pelaksana, Prof. Dr. Anna Triwijayati, SE., M.Si., menyatakan bahwa program ini adalah bentuk nyata kontribusi perguruan tinggi dalam pemberdayaan ekonomi kreatif di tingkat desa.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin memperkuat kemampuan masyarakat dalam menghasilkan produk kriya yang memiliki nilai ekonomi sekaligus menjadi daya tarik wisata,” ujar Prof. Anna.

Pelatihan untuk warga ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama telah dilaksanakan pada 11–12 Oktober 2025 dengan fokus pada teknik ecoprint dan bambu ukir. Tahap kedua, yang baru saja berlangsung pada 10-11 November 2025, berfokus pada pelatihan batik tulis, ciprat, dan cap. Pada tahap kedua ini pula dilakukan instalasi mesin serut bambu yang sangat dinantikan warga.

Melalui pelatihan batik, tim pengabdian masyarakat (abdimas) Universitas Ma Chung mendampingi warga untuk menciptakan motif khas Desa Sumberdem. Rencananya, motif ini akan dituangkan dalam pola cap berbahan tembaga dan berpotensi menjadi produk kriya yang memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

“Sementara itu, hibah mesin serut bambu ditujukan untuk mendukung kelompok pengrajin Kampoeng Deling. Mesin ini diharapkan dapat mempercepat proses produksi dan meningkatkan produktivitas warga dalam menghasilkan berbagai produk anyaman, seperti besek, tempat tisu, dan beragam alat rumah tangga sederhana,” lanjut Prof Anna.

Tim ini juga didukung oleh anggota lain, yaitu Prof. Dr. Pieter Sahertian, M.Si., Didit Prasetyo Nugroho, S.Sn., M.Sn., dan Bintang Pramudya Putra Prasetya, S.Sn., M.Ds. Program ini semakin kuat dengan adanya kolaborasi lintas universitas, menggandeng Dr. Zuhkhriyan Zakaria, M.Pd. dari Universitas Islam Malang sebagai mitra akademik.

Program PDB di Desa Sumberdem ini dirancang sebagai program multi-tahun yang berkelanjutan. Target utamanya adalah terciptanya produk ekonomi kreatif unggulan desa, seperti batik khas, ecoprint, dan kerajinan bambu yang dapat menjadi ikon wisata baru.

Kegiatan ini juga sejalan dengan Asta Cita ke-3 dan ke-6 serta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 8 dan 12, yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi inklusif. (dan/but)

Link berita asli di sini