CARA MENDAFTAR

1 Kunjungi pmb.machung.ac.id.
2 Lengkapi Data.
3 Tunggu Email Konfirmasi

Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: [email protected]. Terima Kasih!

Jadwal Buka ADMISI UMC

Senin-Jumat 8:00AM - 5:00PM

Siasat UMKM Gaet Hati Gen-Z di ChiFest 2025 Universitas Ma Chung

by Humas Universitas Ma Chung / 18 July 2025 / Published in Machung

M Afnani – beritajatim18 Juli 2025 | 11:33

Malang (beritajatim.com) – Perhelatan akbar Chinese Indonesian Festival (ChiFest) 2025 di Universitas Ma Chung pada 26-27 Juli mendatang bukan hanya panggung bagi seni dan budaya. Di balik kemeriahan konser dan pameran, festival ini menjadi arena strategis di mana para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melancarkan berbagai siasat untuk menaklukkan pasar paling krusial saat ini: Generasi Z.

Di antara puluhan stan yang akan berjejer, dua UMKM menunjukkan pendekatan yang kontras namun sama-sama tajam dalam upaya menggaet hati Gen-Z. Ada strategi bisnis modern yang berorientasi pada masa depan, dan ada pula kekuatan warisan yang mengandalkan koneksi emosional.

Ferryanto Irawan, pemilik GL8 Resto Kawi & Frozen Food, datang ke ChiFest bukan sekadar untuk mengejar omzet dua hari. Siasatnya jauh lebih panjang dari itu. Ia melihat ribuan mahasiswa Gen-Z yang hadir sebagai investasi untuk loyalitas merek di masa depan.

“Tujuan utama kami adalah mendapatkan pelanggan-pelanggan baru yang notabene mereka yang kuliah sekarang ini,” ungkap Ferryanto. “Kita harapkan dari awal kuliah mereka sudah mengerti brand GL8. Nantinya, sewaktu mereka sudah berkeluarga, mereka akan membutuhkan produk yang kita produksi.”

Strategi ini adalah tentang menanamkan brand awareness sedini mungkin. Ferryanto secara cermat menganalisis karakteristik pengunjung untuk memastikan produknya yang menyasar segmen spesifik (non-halal, B2) bertemu dengan audiens yang tepat. Baginya, berinteraksi langsung dengan Gen-Z di festival adalah cara paling efektif untuk memahami kebiasaan (habit) dan pola pikir mereka, yang akan menjadi bahan bakar untuk inovasi produk.

“Kami harus bisa menyesuaikan dengan kebutuhan mereka. Kolaborasi antara universitas dan UMKM seperti ini sangat kami butuhkan, karena tanpa ini kami harus door to door,” jelasnya.

Di sisi lain, Dhea Eka Safitri, generasi penerus Tahwa Ronde Mas Agus & Sari Kedelai Ku, menggunakan siasat yang berbeda. Kekuatan utamanya adalah warisan dan otentisitas usahanya yang telah berdiri sejak 1998.

Strateginya adalah memanfaatkan koneksi budaya yang sudah ada untuk menciptakan ikatan emosional dengan Gen-Z. Di ChiFest, di mana banyak pengunjung memiliki latar belakang budaya yang akrab dengan produknya, ia tak perlu bersusah payah menjelaskan apa itu tahwa atau ronde.

“Pengunjung di acara kampus seperti ChiFest ini lebih mengetahui makanan yang kami jual, tanpa kami harus menjelaskan panjang lebar. Mereka sudah paham,” kata Dhea.

Siasat Dhea adalah membuktikan bahwa tradisi tidaklah kuno. Dengan menyajikan produk legendaris di tengah festival yang modern, ia berharap bisa menumbuhkan rasa bangga dan membuat jajanan warisan tetap relevan di tengah gempuran kuliner kekinian. Harapannya sederhana namun kuat: agar usahanya terus disukai dan dapat bersaing dengan produk modern.

Meskipun siasat mereka berbeda, baik Ferryanto maupun Dhea sepakat pada satu hal: di era ini, tidak ada yang bisa berjalan sendirian. Keduanya melihat ChiFest sebagai momentum untuk membangun jaringan dan kolaborasi dengan sesama pelaku UMKM.

“Momen seperti ini sangat bermanfaat bagi para pelaku usaha karena bisa jadi peluang berkolaborasi antar produk,” ujar Dhea.

Ferryanto menutup bahwa, “Kami sangat butuh kolaborasi antar pemain UMKM ini supaya bisa menghadapi tantangan persaingan yang sangat-sangat ketat.” [dan/aje]

Link berita asli di sini.

Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka  Segera Daftar Sekarang.

TOP