CARA MENDAFTAR

1 Kunjungi pmb.machung.ac.id.
2 Lengkapi Data.
3 Tunggu Email Konfirmasi

Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: info@machung.ac.id. Terima Kasih!

Jadwal Buka ADMISI UMC

Senin-Jumat 8:00AM - 5:00PM

Rektor Universitas Ma Chung Siap Support Pengembangan Desa Wisata Kabupaten Paser

by Humas Universitas Ma Chung / 26 November 2024 / Published in Machung

Ami Haris – 26 November 2024

Peran unsur Pentahelix (akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan media ternyata sangat penting dalam pengembangan desa wisata. Pelaku pariwisata bisa berkolaborasi dengan mereka untuk meramaikan sekaligus mempromosikan desa wisata yang sedang berkembang maupun yang masih rintisan.

Ini pula yang jadi alasan digelarnya Workshop dan Study Tiru ‘Transformasi Digital Dan Pengembangan Desa Wisata Di Era Modern’ pada 20-24 November 2024 di Malang dan Surabaya. Di event tersebut, ada lima tokoh dari unsur Pentahelix yang dihadirkan dalam sesi networking. Mereka adalah Rektor Universitas Ma Chung Malang, CEO Djalanin.com, KOCI Jawa Timur, Kabid Ekraf Kabupaten Paser dan Pimred FENEWS.ID.

Para unsur pentahex ini berbagi pengalaman dan tips bagaimana mengembangkan potensi desa wisata dan ekonomi kreatif (Ekraf). “Jadi di Kabupaten Paser, kami punya beberapa obyek wisata yang coba kami kembangkan. Nah, di era digital seperti ini, dimana semua serba online, kami ingin tahu bagaimana desa wisata itu bisa terekspos. Harapannya bisa mendapatkan panduan atau tips agar bisa kami realisasikan di sana,” ujar Ir. Ita Muetia Nirmala Wati IST, Kabid Disporapar Kabupaten Paser membuka sesi Networking, Kamis (21/11).

Menanggapi itu, Rektor Universitas Ma Chung Prof. Dr. Ir. Stefanus Yufra, MS., M.Sc. menegaskan pentingnya peran pendidikan melakukan riset serta inovasi untuk menunjang kemajuan desa wisata. Mengingat sektor pariwisata di Indonesia menurutnya adalah sektor yang memiliki potensi cukup besar, namun sayang potensinya belum dimaksimalkan.

“Kami sudah ada program studi yang membekali mahasiswa untuk mendukung desa wisata, seperti di manajemen bisnis kami fokuskan pada digital marketing, Begitu pula pada program Sastra Inggris dan Mandarin, disitu mahasiswa turut difokuskan pada perkembangan tourism,” katanya.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama yang turut hadir menambahkan. Salah satu bentuk support Universitas Ma Chung adalah dengan membuat program yang melibatkan mahasiswa langsung di lapangan, seperti di Boon Pring Andeman, salah satu ekowisata yang ada di Kabupaten Malang, tepatnya di Sanankerto, Kecamatan Turen.

Lewat Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM), mahasiswa dari Prodi Sastra Inggris Universitas Ma Chung berkolaborasi dengan pihak manajemen Boon Pring terkait pengembangan ekowisata. Disitu mahasiswa belajar langsung dari Kepala Desa Sanankerto. Mereka juga menghasilkan karya berupa video serta buku profil ekowisata yang sama-sama meliput kekayaan alam dan sejarah dari Boon Pring Andeman.

Peran komunitas kreatif juga tak kalah penting. Cici Patricia dari komunitas Koko Cici Jawa Timur menekankan pentingnya bagi sebuah desa untuk berani mengeksplor identitas budaya mereka, mau menggalinya, dan menghargai perbedaan yang ada.

“Saya harap desa wisata ini mau menggali kembali tradisi, identitas, dan budaya mereka yang beragam. Itulah harta kita yang sebenarnya,”ujar Cici Patricia.

Sementara itu, Ami Haris selaku Pimpinan Redaksi dan Perwakilan FENEWS menyampaikan pentingnya peran media sebagai jembatan untuk memperkenalkan potensi daerah kepada masyarakat luas. “Ternyata banyak desa wisata yang sudah bagus, tapi tak banyak dikenal? Nah, dari situ saya melihat berarti peran media harus lebih banyak,” ujarnya.

Tak dikenalnya desa wisata pastinya karena banyak faktor. Mulai dari transportasi untuk menjangkau ke sana, hingga jaringan internet yang tak bisa masuk. Inilah yang lantas menjadi perhatian CEO Djalanin.com Dion Sultan.

“Sistem atau aplikasi Djalanin.com berusaha menjawab kebutuhan yang diperlukan di destinasi wisata. Kami juga memfokuskan pada program desa digital, melihat blank spot area dan bagaimana mengatasinya,” katanya.

Selain sharing dari kelima unsur pentahelix, Sesi Networking juga diwarnai dengan ‘curhat’ para Kepala Desa dari Kabupaten Paser tentang perkembangan desa wisatanya yang belum berkembang. “Padahal destinasi wisatanya sudah bagus, tapi yang datang ternyata tidak banyak. Sepertinya kurang promosi,” ujar Rawi, Kepala Desa Jone, Tanah Grogot, Paser. *mel

Link berita asli di sini.

Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka  Segera Daftar Sekarang.

TOP