Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: [email protected]. Terima Kasih!
Official Website Universitas Ma Chung.
T : (0341) 550 171
Email: [email protected]
Universitas Ma Chung
Villa Puncak Tidar N-01, 65151, Malang, IND
Arvendo Mahardika | Selasa, 22 Juli 2025 | 17:22 WIB
AboutMalang.com – Perkembangan kecerdasan buatan (AI) tidak hanya ditentukan oleh teknologi, tetapi juga oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) di suatu negara.
Hal ini disampaikan oleh Windra Swastika, S.Kom., M.T., Ph.D., dosen Teknik Informatika Universitas Ma Chung, dalam Podcast Ma Chung bertajuk “Peluang atau Ancaman! Jangan Biarkan Artificial Intelligence Mengambil Alih!” yang diunggah beberapa waktu lalu.
“Kalau saya lihat tentu perkembangan AI itu sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia di satu negara,” kata Windra sebagaimana dikutip AboutMalang.com pada Selasa, 22 Juli 2025.
Dalam konteks Indonesia, Windra menilai perkembangan AI sedang berada dalam fase bertumbuh.
Namun, ia menyebut Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal ketersediaan sumber daya dan pembiayaan riset.
“Perkembangan AI di Indonesia itu menurut saya saat ini berkembang, tapi tentu enggak bisa lepas dari negara lain yang sudah lebih dulu start, sudah lebih dulu mengembangkan,” ungkapnya.
Windra mencontohkan negara seperti Amerika Serikat yang memiliki sumber daya manusia dan modal besar untuk riset teknologi canggih.
“Tentu kita ngomong Amerika. Di sana ada banyak sumber daya manusia, ada banyak capital. Dia bisa melakukan riset dengan dana yang, let’s say, tidak terbatas,” ujarnya.
Meski begitu, Windra optimis dengan potensi SDM Indonesia. Ia menyebut bahwa orang Indonesia pun banyak yang terlibat dalam pengembangan AI di luar negeri.
“Kita sebenarnya enggak kalah. Dari sisi SDM kita enggak kalah. Bahwa ada orang-orang Indonesia yang juga terjun di Amerika untuk mengembangkan teknologi AI di sana,” ujarnya lagi.
Optimisme ini senada dengan semangat Dies Natalis Universitas Ma Chung ke-17 tahun ini yang mengangkat tema “Collective Impact for Sustaining Growth”.
Windra menekankan pentingnya peran kolektif dari pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat dalam meningkatkan kapasitas SDM dan memperluas pemanfaatan AI untuk pertumbuhan berkelanjutan.
Dosen yang juga sekaligus Wakil Rektor II Universitas Ma Chung ini menyambut baik upaya pemerintah dalam memperluas akses pendidikan melalui beasiswa bagi generasi muda.
“Di tahun-tahun terakhir ini, pemerintah sedang berupaya untuk meningkatkan sumber daya manusia lewat berbagai macam programnya. Kalau di pendidikan tentu dengan memberikan beasiswa sebanyak-banyaknya, agar bisa mendapatkan pendidikan seluas-luasnya, dengan mengirim mereka ke luar negeri dan sebagainya,” jelasnya.
Sebagai bagian dari kontribusi terhadap pengembangan teknologi dan pendidikan AI di Indonesia, Universitas Ma Chung juga telah menyiapkan kurikulum yang mendukung mahasiswa untuk terlibat dalam pengembangan teknologi mutakhir.
“Di Ma Chung, di Prodi Teknik Informatika, ada dua peminatan. Yang pertama adalah peminatan sistem komputer, dan yang kedua adalah peminatan sistem cerdas,” jelas Windra.
Peminatan sistem cerdas secara khusus dirancang untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan memahami, menerapkan, dan mengembangkan teknologi AI.
“Untuk yang memilih peminatan sistem cerdas, mata kuliahnya akan dirancang agar mahasiswa bisa memahami, menerapkan, menggunakan, bahkan sampai mengembangkan teknologi AI,” tambahnya.
Lebih dari itu, Universitas Ma Chung juga memiliki pusat studi Human-Machine Interaction yang telah melahirkan teknologi yang aplikatif dan inklusif.
“Salah satu yang sudah digunakan dari pusat studi ini adalah teknologi untuk menerjemahkan bahasa isyarat yang digunakan oleh kaum difabel,” kata Windra.
Teknologi tersebut bekerja dengan cara membaca gerakan tangan pengguna, lalu menerjemahkannya menjadi teks yang bisa dibaca siapa saja.
Hal ini menjadi salah satu bentuk nyata pemanfaatan AI untuk kebermanfaatan sosial.
“Menggunakan bahasa isyarat, kemudian diterjemahkan dengan teknologi AI menjadi teks yang bisa dipahami oleh siapa pun. Itu contoh bagaimana kita menerapkan teknologi AI untuk berguna bagi masyarakat,” ujarnya.
Melalui pendekatan kolaboratif lintas bidang, Universitas Ma Chung berharap dapat melahirkan lulusan yang tak hanya melek teknologi, tetapi juga mampu menciptakan dampak kolektif bagi pertumbuhan bangsa.
Link berita di sini
Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka Segera Daftar Sekarang.