Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: [email protected]. Terima Kasih!
Official Website Universitas Ma Chung.
T : (0341) 550 171
Email: [email protected]
Universitas Ma Chung
Villa Puncak Tidar N-01, 65151, Malang, IND
By Abdi Purmono | Januari 5, 2025
PERAWI, Malang — Banyak pilihan cara dan gaya mencintai Indonesia.
Wujud cinta kepada Indonesia bisa dimulai dari hal-hal terdekat dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar, seperti yang dilakukan Syalom Alicia Michelle Suryajaya melalui lukisan sepanjang 79 meter.
Mahasiswa semester lima Universitas Ma Chung (UMC) Kota Malang itu bernama panggilan Alicia. Di UMC dia memilih Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV).
Alicia bercerita, pertengahan 2024 DKV memberikan tugas kepada para mahasiswa untuk berkarya. Kebanyakan mahasiswa membentuk kelompok untuk menyelesaikan proyek dari kampus. Alicia memilih sorangan untuk mengerjakannya.
Dia gemar melukis sejak bocil dan hobi ini yang memandunya memilih DKV di UMC. Hobi pula yang mendorong Alicia untuk mengekspresikan cintanya kepada Indonesia melalui lukisan berdimensi panjang 79 meter dan lebar 75 sentimeter, sebuah lukisan yang bisa jadi persembahan cinta Alicia pada Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia.
“Waktu itu aku mikir banget, kira-kira kado spesial apa yang bisa diberikan seorang seniman untuk ulang tahun Indonesia, sebuah kado spesial yang bisa jadi bukti cinta, tanda terima kasih, dan penghormatanku kepada Tanah Air. Jadi, bukan sekadar lukisan berukuran gede,” kata Alicia kepada Perawi, Sabtu, 4 Januari 2025.
Tantangan dan Kendala
Alicia mengerjakan proyek lukisan mulai akhir dan ditargetkan selesai pas 17 Agustus 2024. Masalahnya, Alicia bukan tipe mahasiswa “kupu-kupu” alias mahasiswa pasif yang lebih suka duduk manis di ruang kelas dan lalu ngeloyor pulang sehabis kuliah. Alicia mahasiswa penyuka tantangan dan aktif berkegiatan di kampus.
Niat hati menyelesaikan lukisan sesuai target, apa daya, ada beberapa tugas lain di kampus yang juga menuntut dituntaskan. Apalagi Alicia seorang duta kampus, yang tentu saja mengharuskannya rela capek dan kerepotan demi mengharumkan nama UMC melalui seabrek kegiatan. Kesibukan membuat Alicia lalai menjaga kesehatan.
“Aku juga sempat demam radang amandel lumayan parah, makanya pengerjaan lukisan terkendala lagi. Pas awal Agustus aku bener-bener efektif bisa ngelanjutin garap lukisan,” ujar Alicia, gadis kelahiran Banyuwangi, 24 November 2003.
Alicia menetapkan tenggat atau deadline penyelesaian lukisan pada medio September tahun lalu karena khawatir lukisannya tak bisa selesai di bulan Kemerdekaan. Tapi ternyata pengerjaan lukisan rampung pada 31 Agustus 2024, dengan total waktu efektif 40 hari.
Alicia menyematkan judul The Great 79 for Indonesia’s 79th untuk lukisan buatannya.
“Tantangan terbesar yang kuhadapi adalah menjaga konsistensi dan membagi waktu. Untuk mencapai target, aku sering bangun pukul 3 pagi untuk menyelesaikan beberapa meter lukisan dalam sehari. Tapi aku sudah berkomitmen mendedikasikan waktu, pikiran, dan tenagaku untuk menyelesaikannya.”
Lukisan itu sempat dibentangkan Alicia dan kawan-kawan pada hamparan pasir Pantai Gumuk Kancil yang berada di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Tujuannya untuk pemotretan dan pembuatan video pada 8 September 2024.
Alicia mengambil tema besar tentang sejarah Indonesia, dari zaman pra-aksara sampai era modern, memadukannya dengan rasa cinta dan syukur yang mendalam sebagai warga negara Indonesia.
Dia menyusun lukisan menurut linimasa atau pembagian waktu yang jelas, dimulai dari kehidupan manusia purba yang masih berburu, dilanjutkan dengan masa kejayaan kerajaan Hindu-Buddha, masa penjajahan, pergerakan nasional, masa revolusi kemerdekaan, dan kondisi Indonesia masa kini.
Panjang lukisan untuk tiap periodisasi perjalanan Indonesia berbeda-beda, tapi tetap menggambarkan proses panjang yang menjadikan Indonesia hebat seperti sekarang.
Dia sering mewarnai kanvas dengan warna kuning untuk batik dan flora, warna biru untuk bentangan langit dan hamparan samudera, juga warna kecokelatan untuk penggambaran jalan panjang Anyer-Panarukan. Tiada lupa Alicia pun melukis elang jawa atau Nisaetus bartelsi, burung pemangsa (raptor) yang identik dengan lambang negara Garuda Pancasila.
Alicia menuturkan, “Semuanya ini membentang luas sebagai simbol doa dan harapanku untuk Indonesia yang semakin bebas melaju jauh, menjadi negara yang mampu dan mau memperjuangkan hak-hak dan kehidupan rakyatnya, dan banyak harapan lainnya yang aku lambangkan dengan objek-objek dan warna-warna di dalamnya.”
Alicia mengaku sangat excited (bersemangat) mengerjakan lukisan itu sampai dia rela mengesampingkan keinginan pribadinya untuk menjadi seorang kreator konten (content creator). Dia sangat tekun dan lebih memprioritaskan proyek lukisannya sebagai bentuk pertanggungjawaban moral dirinya.
“Aku pasti memprioritaskan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) ketimbang mendahulukan keinginan pribadi. Kepada generasi muda sepertiku, jangan pernah melupakan sejarah perjuangan bangsa dan tetaplah berkarya untuk mengharumkan nama bangsa,” kata duta kampus (Ma Chung Ambassador) ini.
Karya monumental Alicia mendapatkan apresiasi besar dari Kepala Program Studi DKV Sultan Arif Rahmadianto.
Arif memuji dedikasi Alicia sebagai bukti nyata bakat, kreativitas, dan semangat mahasiswa UMC. Proses pembuatan lukisan itu tentu membutuhkan perjuangan sangat besar dan sulit, tapi hasilnya sangat sepadan.
“Alicia telah menunjukkan potensi besar mahasiswa Universitas Ma Chung dengan menghasilkan karya seni yang inspiratif dan penuh makna,” kata Arif.
Link berita asli di sini.
Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka Segera Daftar Sekarang.