Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: info@machung.ac.id. Terima Kasih!
Official Website Universitas Ma Chung.
T : (0341) 550 171
Email: info@machung.ac.id
Universitas Ma Chung
Villa Puncak Tidar N-01, 65151, Malang, IND
Shintiya Yulia Frantika | Jumat, 7 Juni 2024 | 17:37 WIB
AboutMalang.com – World Bank Group Youth Summit kembali digelar untuk yang ke-11 kalinya dengan tema Inklusi Digital, AI, dan Teknologi Berkelanjutan pada 30-31 Mei 2024.
Dengan tema ‘Powering Progress: Youth Leading the Digital Transformation’ konferensi ini berlangsung di markas besar World Bank Group di Washington, D.C., Amerika Serikat.
World Bank Group Youth Summit tersebut merupakan konferensi tahunan terbesar untuk pemuda (usia 18-35 tahun) yang diselenggarakan oleh World Bank Group, menarik ribuan peserta dari berbagai belahan dunia.
Konferensi tahun tersebut memiliki tujuan untuk memberdayakan kaum muda dalam menemukan solusi inovatif untuk tantangan pembangunan, menyediakan platform bagi mereka untuk terlibat dalam proyek-proyek yang memberikan dampak positif, serta memfasilitasi dialog antara pemuda, World Bank Group, dan pemangku kepentingan utama di seluruh dunia.
Seleksi untuk konferensi ini sangat ketat, dengan lebih dari 4.000 pendaftar dari seluruh dunia. Hanya sekitar 250-300 peserta yang berhasil terpilih untuk mengikuti acara secara langsung di markas besar World Bank Group.
Salah satu delegasi dalam konferensi ini adalah Alland Dharmawan yang mewakili Indonesia. Alland merupakan alumni Universitas Ma Chung jurusan Manajemen, lulusan tahun 2016.
Alland saat ini menjabat sebagai Asisten Pribadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden dan Anggota Tim Ahli Bidang Ekonomi dan Energi di Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di Jakarta.
Komitmennya terhadap pembangunan yang berkelanjutan menekankan pentingnya pemerataan dan keadilan bagi negara berkembang dan negara maju.
Dalam konferensi ini, Alland menyampaikan sebuah pidato mengenai perkembangan pesat AI dan bagaimana teknologi tersebut bisa menjadi pedang bermata dua bagi negara maju dan negara berkembang.
Mengutip pernyataan dari mantan CEO Google, Eric Schmidt: AI akan mengubah dunia dan meningkatkan produktivitas bahkan bagi pekerja yang paling terampil.
Alland menyoroti kekhawatiran bahwa perkembangan pesat AI berpotensi memperlebar kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang.
Pihak-pihak yang terlambat mengadopsi teknologi dan tidak memiliki akses yang memadai ke teknologi AI memiliki risiko bahwa mereka akan semakin tertinggal.
Dalam pidatonya, Alland mengajukan sebuah pertanyaan: Bagaimana teknologi AI dapat dimanfaatkan untuk mengangkat semua pihak, dan bukan hanya segelintir pihak yang memiliki privilese? Ia menekankan pentingnya memprioritaskan akses dan pendidikan, menyediakan pelatihan dan akses ke literasi digital ke setiap sudut dunia.
Kolaborasi dan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat, dan organisasi internasional sangat penting untuk mencapai tujuan ini.
Kompetisi studi kasus juga merupakan salah satu agenda penting dalam konferensi pemuda ini. Alland memimpin sebuah tim yang terdiri dari enam delegasi dari Taiwan, Indonesia, Republik Afrika Tengah, Afghanistan, dan India.
Kasus yang dijadikan bahan diskusi telah dirancang dengan cermat oleh Deloitte dan berfokus untuk mengatasi kesenjangan literasi digital di sebuah negara fiksional bernama Digitalia di wilayah Asia Selatan.
Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk merancang peta jalan strategis bagi Digitalia guna meningkatkan literasi digital dan keterampilan digital bagi kaum muda dan wanita, meningkatkan akses ke pekerjaan digital, dan meningkatkan perkembangan ekonomi digital.
Konsisten dengan pidatonya, Alland memanfaatkan teknologi untuk merancang peta jalan strategis yang mengedepankan kesetaraan.
Strateginya meliputi mengintegrasikan Teknologi Informasi (TI) ke dalam kurikulum sekolah, mendirikan pusat pelatihan di pusat komunitas lokal dan sekolah bagi mereka yang tidak memiliki akses ke infrastruktur TI, serta merancang kurikulum TI yang memiliki spesialisasi, seperti TI untuk e-commerce.
Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan bagi kaum muda dan wanita mengenai cara mendirikan toko online mereka sendiri, memungkinkan kaum wanita dan pemuda di industri rumahan untuk memasarkan produk mereka dan mendapatkan penghasilan tambahan.
Kompetisi ini langsung dijuri oleh dewan juri profesional dari Deloitte dan Perserikatan Bangsa- Bangsa.
Alland dan timnya berhasil memenangkan babak regional dari kompetisi ini, yang membuktikan bahwa solusi yang ditawarkan inovatif dan berdampak positif.
World Bank Group Youth Summit 2024 terus menjadi platform bagi para pemimpin muda seperti Alland Dharmawan untuk membagikan visi mereka dan mendorong perubahan global melalui inovasi, inklusivitas, dan pembangunan yang berkelanjutan.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai World Bank Group Youth Summit 2024, dapat mengunjungi kunjungi https://www.worldbank.org/en/events/2024/05/30/world- bank-group-youth-summit-2024. (***)
Link berita asli di sini.
Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka Segera Daftar Sekarang.