Dalam rangka memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai manajemen inovasi dalam dunia kerja, Universitas Ma Chung menggelar talkshow bertajuk “Urgensi Inovasi Masa Kini: Implementasi di Dunia Kerja”. Acara ini menghadirkan dua narasumber inspiratif, yaitu Arvendo Mahardika, Pemimpin Redaksi AboutMalang.com dan CEO Birudeun Creative, serta Sheila Aryani Kuswandana, Marketing Properti PT. Moraya Megah Sembada Araya. Talkshow ini diselenggarakan pada Kamis, 28 Maret 2024, dan dihadiri oleh mahasiswa Universitas Ma Chung semester 6 dan 8.

Arvendo dan Sheila merupakan mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Inovasi Universitas Ma Chung. Dalam talkshow ini, mereka membagikan berbagai ilmu, pengalaman, serta opini mereka tentang pentingnya berkuliah Magister Manajemen Inovasi dan penerapannya dalam dunia kerja.  

“Saya ketika seusia teman-teman, pikiran saya jauh tentang S2. Tapi setelah memasuki dunia kerja dan mengatahui banyak hal, apalagi setelah dilanda pandemi, saya merasa tergugah untuk S2 karena saya merasa tidak bisa berpedoman atau berpatokan dalam 1 hal saja,” jelas Sheila.

“Kuliah S2 membuka wawasan dari banyak sekali bidang. Hal ini sangat membantu dalam inovasi. Dari yang banyak keterbatasan, kita bisa tahu apa yang harus dilakukan,” tambahnya.

Di sisi lain, Arvendo juga merasakan urgensi inovasi dalam dunia kerja.

“Saya adalah seorang jurnalis/wartawan dan juga banyak bergerak di bidang manajemen, jadi saya membutuhkan kemampuan inovasi khususnya dalam mengelola SDM. Apa yang saya jalani sekarang itu adalah bagian dari inovasi bagaimana SDM itu bisa bertahan di tengah gempuran media dan banyak lainnya,” ungkap Arvendo.

Mengapa Manajemen Inovasi?

Sheila menjelaskan bahwa Manajemen Inovasi memiliki ruang lingkup yang luas dan sangat relevan dalam dunia pekerjaan. Hal ini dikarenakan Manajemen Inovasi tidak hanya berfokus pada satu bidang saja.

“Kalau manajemen pendidikan, dan lain-lain hanya mengerucut di satu hal saja. Tapi di Manajemen Inovasi pikiran saya terbuka terhadap hal-hal yang lainnya, karena di dunia kerja kita tidak bisa mengandalkan/terlalu percaya diri dengan apa yang kita kerjakan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Arvendo menjelaskan alasan utamanya memilih berkuliah Magister Manajemen Inovasi, khususnya di Universitas Ma Chung.

“Ma Chung adalah balai kampus bisnis, kalau belajar harus ke ahlinya, di sini saya bertemu dengan ahli-ahlinya,” jelas Arvendo.

“Terdapat perbedaan antara balajar dengan praktisi dan akademisi, itu masuknya (penerimaan materi) beda. Hal ini yang membuat saya semangat dan termotivasi untuk terus melanjutkan kuliah di Magister Manajemen Inovasi Ma Chung,” tambahnya.

Arvendo dan Sheila mengaku berkuliah S2 Magister Manajemen Inovasi tidak hanya memberikan semata-mata gelar, tapi banyak insight, inovasi, wawasan, hingga relasi luas yang mereka dapatkan. Apa yang mereka lakukan sehari-hari di dunia kerja, menjadi topik diskusi di kelas. Sehingga tidak hanya insight, melainkan banyak juga inovasi atau peluang-peluang baru yang muncul dari diskusi tersebut. 

Tantangan Selama Kuliah

Tentunya sebagai seseorang yang memiliki keseharian dalam dunia kerja, menjalani kuliah S2 memberikan tantangan tesendiri khususnya dalam hal manajemen waktu. Namun, hal tersebut bukan berarti tidak dapat diatasi, terlebih dengan jadwal perkuliahan di Magister Manajemen Inovasi yang menyesuaikan dengan jam luang kantor.

Terselenggaranya talkshow bertajuk “Urgensi Inovasi Masa Kini: Implementasi di Dunia Kerja” ini menjadi upaya Universitas Ma Chung dalam memberikan pemahaman mengenai pentingnya inovasi dalam dunia kerja. Selain itu, melalui Program Magister Manajemen Inovasi, Universitas Ma Chung berkomitmen untuk berkontribusi sebagai insan akademik yang berdaya cipta untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas sebagai pemimpin masyarakat dengan kapasitas moral yang luhur.