Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: info@machung.ac.id. Terima Kasih!
Official Website Universitas Ma Chung.
T : (0341) 550 171
Email: info@machung.ac.id
Universitas Ma Chung
Villa Puncak Tidar N-01, 65151, Malang, IND
Pada #industrialseries kali ini, kami akan coba bahas tentang perilaku konsumsi kita sehari-hari, seperti sampah kertas misalnya.
Setiap hari, kita dikelilingi oleh produk, yakni hasil industri. Pakaian, gadget, alat tulis, makanan dan lain sebagainya, semuanya adalah hasil pengolahan/proses, dimana input-nya adalah material dari alam. Pakaian dari benang, benang dari kapas. Kertas berasal dari bahan utama kayu. Handphone lebih heboh lagi, ada nikel, besi, tembaga, alloy terkumpul dalam satu benda: handphone.
Semua produk tersebut, setelah digunakan beberapa saat, akan tidak lagi digunakan, menjadi sampah. Menurut penelitian, rata-rata masyarakat Indonesia menghasilkan 0,5 – 0,7 Kg sampah per hari. Angka tersebut adalah rata rata; artinya ada sebagian orang tingkat konsumsinya lebih besar dari angka tersebut dan sebaliknya, ada yang kurang. Kaidah umum yang dipakai dalam isu ini adalah : semakin meningkat daya beli (kekayaan) seseorang, semakin besar potensi ia akan menghasilkan sampah. Mahasiswa dengan uang saku Rp 1 juta per bulan tentunya berbeda perilaku dengan mahasiswa dengan uang saku Rp 300 ribu per bulan.
Pertanyaannya, siapa yang seharusnya bertanggung jawab akan sampah tersebut? Tukang Sampah? Pemerintah? Produsen? Industri? Atau kita sebagai pengguna?
Kita ambil contoh kertas yang digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah atau universitas. 1 rim kertas A4, dihasilkan dari 5 pohon besar. Kertas digunakan untuk menemani pembelajar untuk berproses menjadi makin berilmu. Jika ditarik lebih jauh, deforestasi Indonesia yang gila-gilaan untuk membuat kertas, di-trade off, diperdagangkan dengan munculnya banyak manusia berpendidikan. Harapannya seperti itu. Tapi jika kertas yang digunakan hanya untuk menuliskan laporan hasil copy – paste, tentunya menjadi sangat menyedihkan, ilmunya tidak dapat, kertasnya jadi sampah, hutannya hancur.
Kembali kepada pertanyaan. Dalam contoh kertas, siapa yang bertanggungjawab kepada sampah kertas yang berserakan di sekitar kita? Siapa yang bertanggungjawab untuk deforestasi yang kian masif sehingga bumi makin panas? Dan yang paling mendasar, apakah kita sudah cukup berilmu dan berpendidikan sebagai hasil dari konsumsi kertas selama puluhan tahun?
Kita bahas di #industrialseries berikutnya.
Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka Segera Daftar Sekarang.