Universitas Ma Chung dengan bangga menjadi narasumber bagi tim peneliti dari Universitas Islam Malang (UNISMA) yang melakukan penelitian yang berjudul “Modal Sosial dan Budaya Kampus Multikultural dalam Membentuk Sikap Toleransi Mahasiswa Multi Etnis Agama di Perguruan Tinggi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana lingkungan kampus yang multikultural dan multi etnis dapat mempengaruhi sikap toleransi antar mahasiswa dengan latar belakang yang beragam.

Sebagai bagian dari penelitian ini, Universitas Ma Chung dipilih sebagai salah satu narasumber utama. Universitas Ma Chung dikenal sebagai kampus yang memiliki keberagaman etnis dan agama yang tinggi, sehingga dianggap mampu memberikan perspektif yang komprehensif terkait upaya penanaman sikap toleransi di lingkungan pendidikan tinggi.

Tim peneliti dari UNISMA bertemu dengan beberapa perwakilan dari Universitas Ma Chung, di antaranya Antono Wahyudi, M.Fil, Koordinator Pusat Pendidikan Karakter dan Mata Kuliah Umum, Felik Sad Windu, M.Hum, perwakilan dosen Mata Kuliah Umum (MKU), dan Puspita Augustina, S.P, Kepala Bagian Kemahasiswaan, Alumni, dan Pusat Karier. Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas berbagai kegiatan dan kebijakan yang telah diimplementasikan Universitas Ma Chung dalam menumbuhsuburkan toleransi antar umat beragama dan antar etnis di kalangan mahasiswanya.

Antono Wahyudi menjelaskan bahwa Pusat Pendidikan Karakter Universitas Ma Chung telah menyelenggarakan berbagai program yang bertujuan untuk melatih dan mengembangkan sikap toleransi di kalangan mahasiswa. Salah satu program unggulan adalah OBOR (Orientation Based on Reflection), yang merupakan kegiatan orientasi berbasis refleksi. “Pusat Pendidikan Karakter melalui kegiatan OBOR melatih Toleransi Mahasiswa dengan berbagai kegiatan lintas iman di OBOR 2,” ujar Antono.

Selain itu, Antono juga menegaskan bahwa Universitas Ma Chung telah mengintegrasikan nilai-nilai toleransi ke dalam Mata Kuliah Umum. “Kami tidak pernah memberikan dogma dalam Mata kuliah Agama, namun lebih kepada praktek-praktek Toleransi antar umat beragama dan Toleransi antar etnis. Demikian pula dengan Mata kuliah Kewarganegaraan dan Pancasila,” tambahnya.

Konsep inklusifitas yang diterapkan oleh Universitas Ma Chung juga menjadi sorotan dalam penelitian ini. Terlepas dari namanya yang sering dikaitkan dengan etnis tertentu, Universitas Ma Chung membuka pintu pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdiannya kepada semua orang, melintasi tembok-tembok pembatas suku, agama, ras, dan kepercayaan.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru mengenai pentingnya modal sosial dan budaya kampus dalam membentuk sikap toleransi di kalangan mahasiswa. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi perguruan tinggi lain dalam mengembangkan lingkungan akademik yang inklusif dan toleran, guna mencetak generasi penerus yang mampu hidup harmonis dalam keberagaman.