Universitas Ma Chung menggelar workshop dengan tema “Komersialisasi Mouse untuk Pengguna Tanpa Lengan (Tunadaksa)” di Hall lantai 6 gedung The Core R&D Center pada 15 November 2023 yang lalu. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk LinkSos, PT. Solusi Rekatama Persada, Apindo, Dinas Sosial, Kedaireka, Hotel Ibis, dan sejumlah teman dari kalangan difabel.

Ketua LinkSos Kertaning Tyas dalam sambutannya menyampaikan, “Saya sangat gembira atas terselenggaranya workshop ini; LinkSos dan Ma Chung telah menjalin kerjasama sejak tahun 2018, khususnya terkait pengembangan alat bantu disabilitas untuk meningkatkan kesejahteraan mereka”. Beliau menambahkan, “Produk yang dikembangkan melibatkan mouse, alat komunikasi tuli, dan aplikasi penerjemah wicara untuk mereka yang mengalami kesulitan berbicara”.

“Pentingnya alat bantu ini terlihat dalam proses aplikasi pendataan dan komunikasi sehari-hari. Namun, untuk dapat memanfaatkannya, teman-teman difabel perlu memahami cara mengoperasikannya. Oleh karena itu, workshop ini diadakan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mereka. Ketua LinkSos menegaskan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk semua pihak,” sambungnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Ma Chung, Dr. Ir. Stefanus Yufra M. Taneo. MS., M.Sc., menyoroti pentingnya kolaborasi dan kerjasama antara universitas, pemerintah, dan industri, sejalan dengan prinsip pembangunan Indonesia yang dikenal dengan istilah Triple Helix. “Kami menghargai kerjasama semua pihak, sejalan dengan Sila ke-5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tambah Dr. Yufra.

Windra Swastika, Ph.D., perwakilan dari tim penelitian Universitas Ma Chung sekaligus Wakil Rektor II dan dosen Program Studi Teknik Informatika, menjelaskan lebih lanjut tentang proses komersialisasi mouse untuk pengguna tanpa lengan. “Penelitian ini dimulai sejak tahun 2018 dan telah mencapai tahap produksi pada tahun 2023, berkolaborasi dengan PT. Solusi Rekatama Persada”.

Umar, perwakilan dari PT. Solusi Rekatama Persada, memberikan informasi rinci mengenai mouse yang telah dikomersialisasikan. “Mouse ini menggunakan daya charge dari handphone dan dijual dengan harga 1.290.000 rupiah. Keunggulan lainnya adalah kemampuan bertahan hingga 7 jam dengan waktu pengisian setengah jam. Sementara itu, perangkat lunak yang digunakan dapat diunduh secara gratis”.

Dengan terwujudnya komersialisasi mouse ini, diharapkan dapat membuka peluang pekerjaan baru di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mereka yang tidak memiliki lengan. Universitas Ma Chung berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam mengembangkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat, sesuai dengan prinsip bahwa ilmu yang dimiliki oleh perguruan tinggi akan bermanfaat jika dapat dirasakan manfaatnya oleh banyak orang untuk kemaslahatan hidup bersama.