Sejak berdiri pada tahun 2007, Universitas Ma Chung senantiasa menghadirkan kegiatan orientasi mahasiswa baru yang dikemas secara menyenangkan sekaligus bermanfaat. Salah satu kegiatan yang digelar tahun ini adalah Ma Chung Race, diikuti oleh seluruh mahasiswa baru pada Selasa, 19 Agustus 2025.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa baru tidak hanya dikenalkan dengan sejarah Universitas Ma Chung, tetapi juga diperkenalkan pada berbagai unit yang ada di kampus, serta mendapatkan materi berwawasan luas mengenai pencegahan kekerasan seksual dan penanaman sikap cinta tanah air.

Sejarah Universitas Ma Chung

Pada awal kegiatan, mahasiswa baru diberikan materi mengenai sejarah Universitas Ma Chung yang didirikan oleh para pendirinya dengan nilai-nilai luhur untuk berkontribusi pada pendidikan Indonesia. Melalui pemahaman sejarah ini, mahasiswa diharapkan dapat meneladani semangat para pendiri dalam membangun universitas yang berkomitmen menghasilkan lulusan berkualitas, berkarakter, dan mampu memberi dampak positif bagi bangsa.

Pengenalan Unit Kampus

Dalam sesi pengenalan unit, mahasiswa baru diperkenalkan dengan berbagai layanan pendukung di Universitas Ma Chung, mulai dari administrasi akademik, kemahasiswaan, urusan internasional, perpustakaan, keuangan, hingga pengelolaan aset. Pemahaman mengenai fungsi dan peran masing-masing unit diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mengurus berbagai kebutuhan akademik maupun nonakademik selama masa studi.

Materi Pencegahan Kekerasan Seksual

Sesi berikutnya diisi dengan materi bertajuk “Menolak Kekerasan, Merawat Perbedaan: Membangun Ruang Aman dari Kekerasan Seksual dan Intoleransi” yang disampaikan oleh Antono Wahyudi, SS., M.Fil., Ketua Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di lingkungan Perguruan Tinggi (PPKPT) Universitas Ma Chung sekaligus Supervisor Pusat Pendidikan Karakter.

Antono menjelaskan bahwa sesuai PERMENDIKBUDRISTEK No. 30 Tahun 2021, kekerasan seksual mencakup segala tindakan yang merendahkan, menghina, melecehkan, atau menyerang tubuh maupun fungsi reproduksi seseorang karena ketimpangan relasi kuasa dan/atau gender. Dampaknya dapat berupa penderitaan psikis, fisik, gangguan kesehatan reproduksi, hingga hilangnya kesempatan menempuh pendidikan tinggi secara aman dan optimal.

Ia juga menekankan pentingnya membangun ruang aman di berbagai lingkup, baik keluarga, pertemanan, mentor, dosen, tenaga kependidikan, konselor, maupun Satgas PPKPT. “Kekerasan seksual bisa terjadi secara verbal maupun nonverbal. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk memberikan ruang aman bagi mahasiswa,” tegasnya.

Dalam sesi ini, mahasiswa juga diajak untuk berdiskusi melalui studi kasus sehingga mereka lebih memahami bentuk-bentuk kekerasan seksual dan cara mencegahnya.

Menanamkan Cinta Tanah Air

Selain itu, mahasiswa baru juga mendapat materi bertema “Cinta Tanah Air Tanpa Korupsi: Menanamkan Wawasan Kebangsaan dan Jiwa Bela Negara dalam Kewarganegaraan” yang disampaikan oleh Rektor Universitas Ma Chung, Prof. Dr. Ir. Stefanus Yufra Menahen Taneo, MS., M.Sc., yang juga merupakan dosen Program Studi International Business Management.

Prof. Yufra menekankan pentingnya kesadaran individu untuk melakukan perubahan, meskipun dimulai dari hal-hal kecil. “Banyak orang merasa tidak mungkin mengubah negara. Namun seperti kata filsuf Tiongkok, Confucius, jika setiap orang melakukan hal-hal kecil dari tempat terkecil, dunia akan berubah,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa cinta tanah air dapat ditumbuhkan melalui pemahaman mendalam tentang Pancasila, yang membekali generasi muda menjadi agen perubahan berkarakter dan berjiwa kepemimpinan.

Bekal untuk menjadi agen perubahan ini juga dapat ditumbuhkan melalui 12 nilai yang selalu dijunjung tinggi oleh Universitas Ma Chung. Nilai-nilai ini menjadi bekal penting untuk membentuk lulusan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga berkarakter luhur dan siap membawa perubahan positif bagi masyarakat. Kegiatan Ma Chung Race menjadi salah satu sarana untuk menanamkan nilai-nilai tersebut sejak awal perjalanan mahasiswa di Universitas Ma Chung.