Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: [email protected]. Terima Kasih!
Official Website Universitas Ma Chung.
T : (0341) 550 171
Email: [email protected]
Universitas Ma Chung
Villa Puncak Tidar N-01, 65151, Malang, IND
Para peserta program summer camp “Encounter Ma Chung 2024” mendapatkan materi mengenai dunia digital di Indonesia pada Senin, 22 Januari 2024 yang lalu. Materi kali ini menghadirkan narasumber Windra Swastika, S.Kom., MT., Ph.D. yang merupakan Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan Sumber Daya sekaligus Dosen di Program Studi Teknik Informatika Universitas Ma Chung.
Dalam materinya, Windra menjelaskan mengenai model bisnis dan jenis-jenis platform digital yang digunakan di Indonesia. Ada beberapa jenis model bisnis yang umumnya digunakan di Indonesia di antaranya adalah ride sharing seperti ojek online (Gojek), online shop dan marketplace (Tokopedia dan Shopee), serta hotel dan flight booking (Traveloka dan Agoda).
Tiap-tiap dari bisnis model tersebut pun memiliki jumlah pengguna aktif yang sangat banyak. Hal ini didukung dengan jumlah populasi di Indonesia yang sangat besar, yakni 276,4 juta orang per Januari 2023. Dari jumlah tersebut pun masih dipengaruhi dengan faktor masyarakat Indonesia yang sangat beragam, dipengaruhi oleh keragaman bahasa, etnis, dan budaya.
“Inilah mengapa Indonesia merupakan pasar yang sangat unik,” ungkap Windra.
Selain itu, melihat dari data jumlah populasi masyarakat Indonesia, presentase tertinggi berada pada usia produktif yakni antara 25 dan 34 tahun, Hal ini menjadi potensi yang besar bagi Indonesia karena memberikan bonus demografi yang disebut akan menjadi era Indonesia emas.
“Dalam 20 tahun kedepan, usia produktif di Indonesia akan menjadi sangat banyak dibandingkan dengan generasi tua,” ungkap Windra.
Lebih lanjut, dengan banyaknya populasi di Indonesia penggunaan internet dan handphone di kalangan masyarakat juga berjalan beriringan. Dalam presentasinya, Windra menyampaikan bahwa terdapat 212,9 juta pengguna di Indonesia pada awal tahun 2023, 167 juta pengguna sosial media, dan 353,8 juta koneksi handphone aktif di Indonesia pada awal tahun 2023.
Hal ini tentunya merupakan peluang pasar yang sangat besar dalam dunia digital. Namun, meskipun demikian, terdapat pula masalah yang terjadi seiring dengan berkembangnya teknologi. Beberapa di antaranya adalah maraknya oknum yang menawarkan subscription yang ilegal, gap antara area urban dan rural mengenai akses internet dan literasi digital, serta berbagai macam kejahatan online.
Vin, Nearyratanak mahasiswi CamTech Univeristy menunjukkan ketertarikannya dengan topik ini. Ia menanyakan mengenai upaya pemerintah dalam meningkatkan inovasi digital di Indonesia mengingat potensinya yang sangat besar.
“Apakah ada inisiatif atau peraturan dari pemerintah dalam meningkatkan pengaruh inovasi digital di Indonesia?” tanya Vin, Nearyratanak.
Windra menjelaskan bahwa terdapat beberapa upaya yang dilakukan pemerintah terkait dengan inovasi dan adaptasi digital. Sebagai contoh dalam bidang pendidikan, sekali dalam setahun pemerintah akan memberikan hadiah pendanaan untuk siswa yang memiliki ide cemerlang dalam bidang kewirausahaan digital. Contoh lainnya adalah program 1000 startup di Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Dalam menyelenggarkan program tersebut, pemerintah memberikan dukungan berupa dengan fasilitasi dan mentoring untuk startup.
Materi mengenai dunia digital di Indonesia ini memberikan banyak pengetahuan baru dan kesempatan untuk saling berbagi informasi mengenai dunia digital khususnya di Indonesia. Melalui sesi ini, Universitas Ma Chung membuktikan semangatnya dalam mewujudkan misi universitas untuk meningkatkan peradaban dunia. Salah satunya dalam ranah universitas yakni dengan memberikan wawasan yang global.
Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka Segera Daftar Sekarang.