Semua orang sudah akrab dengan “pengalaman adalah guru yang terbaik.” Tapi tidak semua orang menyadari dan mengalami adagium yang lain, “Mengajar adalah pembelajaran yang terbaik.” Beruntung, beberapa Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Ma Chung berkesempatan mengalami ini baru-baru ini dan dalam beberapa waktu ke depan.

Sejumlah mahasiswa Sastra Inggris dari angkatan 2017 pada Senin, 21 Oktober 2019, hadir di SMPK Sang Timur. Kelompok yang terdiri dari Bebasari Amiron, Wiji Syahputro Adi Ramadan, Eldana Reza Levana, dan Dyah Ayu Purbasari ini datang ke SMP tersebut untuk mendampingi English Club yang baru digagas oleh Bu Ratna, guru bahasa Inggris sekolah itu.

Dalam kegiatan ini, para mahasiswa tahun ketiga ini bertemu dengan sejumlah siswi dan siswa SMP yang memang unggul dalam bahasa Inggris. Para siswa tersebut memiliki kemampuan bahasa Inggris yang sudah cukup bagus untuk tingkat mereka namun kurang mendapatkan ruang untuk mengapresiasikan kemampuan tersebut dalam pelajaran bahasa Inggris di kelas. Bersama para mahasiswa Sastra Inggris Universitas Ma Chung, para siswa ini mendapatkan kesempatan untuk mengapresiasikan kemampuan mereka sambil mendapatkan bimbingan dari pembelajar bahasa Inggris yang lebih senior.

“Bahkan ada yang paling diam pun di antara mereka ini mau berbicara dan menceritakan tentang diri mereka sendiri dalam bahasa Inggris dengan lancar,” kata Bebasari Amiroh.

Para mahasiswa ini membimbing para siswa-siswi unggul ini untuk lebih mengaktifkan kemampuan mereka dalam bidang Speaking. Salah satu kegiatan yang mereka jadikan andalan adalah membimbing siswa-siswi ini dalam hal public speaking atau berbicara di depan umum. Uniknya, beberapa dari mahasiswa ini sedang mengambil mata kuliah Public Speaking yang merupakan bagian dari konsentrasi Kewirausahaan bagi Pembelajar Bahasa yang bertujuan untuk memberikan kompetensi wicara di depan publik. Maka, pendampingan ini pun akhirnya menjadi sarana bagi mereka untuk mengajarkan ilmu yang mereka pelajari di kampus.

Selain public speaking, mereka juga memiliki sejumlah agenda lain selama pendampingan yang direncanakan akan berlangsung selama 6 minggu ini. Pembahasan soal-soal tes TOEFL ada di dalam agenda mereka, begitu juga dengan pelatihan Spelling Bee untuk kosakata tingkat menengah. Dengan agenda ini, para mahasiswa yang akrab dipanggil Amy, Wiji, Elda, dan Yayang ini siap mempraktikkan ilmu yang mereka dapatkan dari kampus.

Satu hal yang membuat mereka menikmati kegiatan ini adalah mereka menemukan adanya kemiripan antara siswa-siswi itu dengan mereka, sama-sama menyukai dan menggeluti bahasa Inggris di tengah masyarakat yang dipenuhi bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah.

“My early opinion is that they are very smart and passionate about English,” kata Amy.