Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: info@machung.ac.id. Terima Kasih!
Official Website Universitas Ma Chung.
T : (0341) 550 171
Email: info@machung.ac.id
Universitas Ma Chung
Villa Puncak Tidar N-01, 65151, Malang, IND
Dalam rangkaian dies natalis XII, Universitas Ma Chung menggelar “Diskusi Transformasi Budaya Panji” pada 11 Juli 2019 lalu. Dihadiri oleh seluruh staf dan dosen Universitas Ma Chung serta para peserta umum, diskusi ini menghadirkan berbagai tokoh budaya Indonesia, diantaranya Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia periode 1993-1998), Joko Susanto, S.IP., M.Sc (Pakar Hubungan Internasional Unair), Adrian Perkasa, S.Hum., M.A (Sejarawan Unair), serta Henri Nurcahyo (Budayawan) selaku moderator.
Setiap bangsa memiliki kisah epiknya sendiri-sendiri. Tanah Asia Selatan memiliki Ramayana dan Mahabharata. Tanah Persia memiliki Shahnameh yang menyebar ke seluruh dataran Persia dan Asia Tengah. Tanah Jawa memiliki kisah Panji. Seperti halnya Mahabharata dan Ramaya menjangkau jauh hingga ke nusantara dan Shahnameh yang menjangkau hingga ke seluruh pelosok Asia Tengah, kisah Panji juga telah menjangkau ke berbagai penjuru Asia Tenggara. Hal ini tak lepas dari penyebaran pengaruh Majapahit. Kini, kita bisa menemukan jejak-jejaknya dalam karya budaya tradisional di Filipina, Malaysia, Thailand, Kamboja dan tempat-tempat lain di Asia Tenggara.
Pada pokoknya, ini adalah kisah tentang seorang pangeran (Panji Asmorobangun) yang kehilangan kekasihnya (Putri Candra Kirana) dan kemudian berkelana hingga akhirnya menemukan kembali kekasihnya dan kembali lagi untuk mendapatkan kedudukannya. Namun, seiring waktu dan lokasi geografis yang dijangkaunya, kisah ini berkembangkan menjadi berbagai kisah yang beraneka rupa, mulai dari kisah Sri Tanjung yang menyentuh hingga kisah Ande-ande Lumut yang dulu menghiasi masa kecil anak-anak Jawa. Kisah panji telah melampaui batas-batas geografis dan kultural dan menjadi imajinasi bersama bangsa-bangsa Asia Tenggara.
Melalui kisah Panji inilah kita dapat meneladani nilai-nilai budaya luhur seperti kehormatan, kepahlawanan, pengabdian, hingga kesetiaan. Nilai-nilai budaya dan karakter inilah yang sekarang mulai jarang didengungkan dan diajarkan dalam kelas-kelas. Universitas Ma Chung sendiri memiliki visi yang lahir dari amanah para pendiri kepada kami para staf dan dosen, yakni Memuliakan Tuhan melalui akhlak, pengetahuan, dan kontribusi nyata sebagai insan akademik yang berdaya cipta.
Hal ini memacu kami untuk mendidik generasi penerus yang tidak hanya unggul secara akademik, namun juga harus memiliki karakter yang baik, yang mampu menciptakan harmonisasi kehidupan dimanapun dan dalam situasi apapun, memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan berintegritas tinggi.
Sarjana dengan nilai-nilai karakter seperti inilah yang akan dicetak oleh Universitas Ma Chung di tengah tuntutan era revolusi industri 4.0 dimana nilai-nilai luhur sangat mungkin tergerus teknologi. Moralitas, etika, budi pekerti, nilai religiusitas, local wisdom semakin luntur dan krisis identitas serta disorientasi hidup sebagai bangsa yang luhur akan terjadi.
“Harapan kami, diskusi ini semakin mengobarkan semangat kami untuk menanamkan karakter dan nilai-nilai luhur bangsa, tidak hanya demi mencapai visi Universitas Ma Chung, namun demi membangun Indonesia yang berkarakter luhur dan disegani oleh bangsa-bangsa lain,” demikian terang Assoc. Prof. Dr. Murpin Josua Sembiring, S.E., M.Si – Rektor Universitas Ma Chung.
Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka Segera Daftar Sekarang.