Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: [email protected]. Terima Kasih!
Official Website Universitas Ma Chung.
T : (0341) 550 171
Email: [email protected]
Universitas Ma Chung
Villa Puncak Tidar N-01, 65151, Malang, IND
Para peserta program summer camp “Encounter Ma Chung 2024” mengikuti kelas “Cross Culture in Indonesia” di Li Zheng Dao Theater Room Universitas Ma Chung pada Selasa, 16 Januari 2024 yang lalu. Materi ini dibawakan oleh Wawan Eko Yulianto, Ph.D. selaku dosen Program Studi Sastra Inggris sekaligus Wakil Rektor III (Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama).
Di awal sesi materi ini berlangsung, Wawan menanyakan kepada mahasiswa internasional mengenai kultur yang dirasa paling dekat dengan negara asal mereka. Beberapa mahasiswa menyebutkan negara-negara yang beririsan dengan budaya mereka.
“Cina dan Jepang karena kami memiliki banyak aturan atau nilai yang sama.” ungkap Chhayrong, Daravid, seorang mahasiswa dari CamTech University Kamboja.
Mahasiswa lain, Yi, Pisoth mengatakan “Di negara kami, kami juga merayakan beberapa hari libur Tiongkok,” ungkapnya menambahkan.
Beberapa mahasiswa internasional lain juga mengatakan bahwa mereka memiliki kebudayaan yang sangat mirip dengan Thailand karena berbagi wilayah perbatasan.
Lebih lanjut, Wawan menerangkan beberapa kiat Andy Molinsky Six Cultural Codes yang dapat dilakukan untuk membantu bertahan hidup di negara lain. Di antaranya adalah:
Kemudian, mahasiswa internasional dipersilakan untuk berhitung dan dibagi menjadi 4 kelompok secara acak. Dari kelompok ini, mereka saling berdiskusi dengan lebih mendalam mengenai persamaan, perbedaan, serta hal-hal yang menarik dari budaya di negara asal mereka. Setelahnya, setiap perwakilan kelompok dipersilakan untuk menyampaikan wawasan baru yang mereka dapat.
Melalui sesi kelas “Cross Culture in Indonesia” ini, mahasiswa internasional mengetahui bahwa banyak sekali persamaan dalam budaya yang dimiliki negara-negara di kawasan Asia khususnya Asia Tenggara.
Indonesia, Kamboja, dan Taiwan memiki banyak persamaan dalam nilai budaya yang dijunjung tinggi. Salah satunya adalah dalam menghormati orang lain. Mahasiswa internasional yang mengikuti program summer camp ini sepakat bahwa di negara asalnya, mereka akan menunduk apabila melewati orang lain, khususnya orang yang lebih tua. Perbedaannya adalah masyarakat Indonesia dan Kamboja akan membungkukan badan mereka sembari berjalan, sedangkan di Taiwan mereka akan sekedar menundukkan kepala saja.
Lebih lanjut mengenai gerakan tubuh dalam memberikan salam dan penghormatan, Aok, Thunmnychan Makara bercerita mengenai berbagai macam gesture yang dilakukan masyarakat Kamboja untuk memberikan salam atau penghormatan. Gerakan tubuh atau gesture ini disebut dengan Sampeah.
Sebagai penutup, Wawan memberikan kesimpulan dari sesi tukar budaya kali ini dengan memberikan beberapa cara untuk dapat beradaptasi dalam budaya lain. Hal tersebut dapat dilakukan di antaranya dengan mengobservasi lingkungaan di sekitar, beradaptasi, dan jadikan budaya baru tersebut sebagai budaya kedua kita. Namun ia juga mengingatkan untuk tidak lupa terhadap hati diri kita.
“Ketika kita melakukan itu, kita tidak boleh kehilangan diri kita sendiri,” ungkapnya. Terselenggaranya kelas tukar budaya ini menjadi bukti keseriusan Universitas Ma Chung dalam memberikan wadah belajar yang global bagi seluruh mahasiswanya, termasuk untuk mahasiswa internasional yang menjalani studi summer camp di Universitas Ma Chung. Universitas Ma Chung dalam misinya terus berupaya agar dapat memberikan kesempatan belajar yang dinamis, menyenangkan, serta melahirkan lulusan yang berkualitas tinggi dan berwawasan global.
Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka Segera Daftar Sekarang.