Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: info@machung.ac.id. Terima Kasih!
Official Website Universitas Ma Chung.
T : (0341) 550 171
Email: info@machung.ac.id
Universitas Ma Chung
Villa Puncak Tidar N-01, 65151, Malang, IND
Tetap konsisten dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Indonesia, Universitas Ma Chung kerap menyelenggarakan kuliah tamu dengan mengundang narasumber yang berkompeten. Pekan ini, Universitas Ma Chung berkesempatan untuk mengundang Kepala Seksi Pengembangan EKRAF DISPORAPAR Kota Malang, R. Agung Harjaya Buana, S.E., M.S.E dan Mila W. Suryo selaku Former General Manager Commercial Property di PT Krakatau Industrial Estate Cilegon.
Mengusung tema, “Surviving Hospitality During Pandemic”, kuliah tamu kali ini dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom pada Kamis, 1 Oktober 2020 dan dihadiri oleh 56 peserta. Selain dua pembicara, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh mahasiswa konsetrasi Tourism Universitas Ma Chung untuk memenuhi kewajiban matakuliah Introduction to Hotel Management. Para pelaku bisnis pariwisata pun tidak mau ketinggalan informasi penting dalam kuliah tamu online tersebut.
Dimoderatori oleh Melany Agustina, yakni dosen program studi Sastra Inggris Universitas Ma Chung, kuliah tamu pada kesempatan ini banyak berdiskusi mengenai kondisi bisnis pariwisata di tengah pandemi dan bagaimana merespons hal tersebut.
“Ada perubahan pendapatan masyarakat akibat pandemi. Contoh saja kios kecil di Kampung 3D. Omzet sebelum adanya penyebaran virus mencapai 200-250 ribu per hari. Sekarang, jika sudah tidak menerima pengunjung, maka terjadi penurunan pemasukan”, pungkas Pak Agung.
“Then, how to win this year ?” seloroh Ibu Mila. “Kita harus punya strategi finansial. Cash flow harus dijaga dan selalu menerapkan PDCA (Plan, Do, Check, and Action). Kita harus memperhatikan hotel secara fisik juga pelayanannya. Mulai dari fire-safety, tingkat kebersihan, dan lain sebagainya. Seorang manajer punya tugas untuk memaksimalkan profit dan untuk mencapai itu kita harus dapat memenuhi customer satisfaction,” tambahnya.
Melalui pembahasan tersebut, Bapak Agung Harjaya juga memberi pesan bagi para pelaku bisnis pariwisata, “Kita harus berpikir kreatif untuk menghasilkan produk inovatif. Selain itu, karena masa pandemi, kita harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Kuncinya harus disiplin, baik pengelola maupun pelanggan itu sendiri. Jangan sampai pariwisata ini menjadi kluster baru yang bisa menutup pintu bisnis kita,” respon Melany.
Informasi penting juga banyak disampaikan pada sesi tanya jawab. Pada bagian tersebut, mahasiswa Ma Chung sempat menyinggung soal bagaimana langkah yang harus ditempuh untuk menjadi seorang general manager (GM). “Kalau buat saya, apapun itu, penting untuk memulai dari bawah. Dengan begitu, ketika ada masalah di bawah dan kita sudah berada di top position, kita bisa mengerti bagaimana menyelesaikannya,” jelas Ibu Mila.
Pertanyaan lain juga datang dari salah satu pelaku bisnis desa wisata, Pak Mujiono, mengenai bagaimana mengembangkan bisnis desa wisata dengan tetap mempertahankan budaya di desa asal. Tertarik dengan pertanyaan tersebut, Pak Agung mejelaskan, “ Strateginya bisa dimulai dengan memaksimalkan akomodasi di desa wisata. Mulai dari tempat penginapan, toilet, akomodasi, daya tarik wisata (atraksi), dan seterusnya.”
Diskusi menarik itu pun ditutup dengan pesan yang disampaikan oleh Pak Agung, “Dibutuhkan kreativitas, inovasi, dan disiplin selama masa pandemi. Saat ini, mungkin ada hal-hal bisnis yang belum bisa kita lakukan dan sekarang bisa dikerjakan saat longgar. Bekerja dengan optimistik tahun depan pariwisata akan kembali meningkat. Era hospitality di masa depan semakin luas. Tidak boleh berhenti belajar. Hari ini belajar, besok juga belajar. Kehidupan terus membutuhkan pembelajaran.”
Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka Segera Daftar Sekarang.