Program studi Naturetech for Pharmacare Universitas Ma Chung kembali menunjukkan prestasinya dalam menghasilkan inovasi berbasis kesehatan dan gizi masyarakat. Kali ini, tim mahasiswi dari program studi tersebut sukses menorehkan prestasi dengan lolos Pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa – Riset Eksakta (PKM-RE) pada Juli 2025, lewat proyek riset bertajuk Studi Toksisitas dan Evaluasi Sediaan: Inovasi Suplemen Limbah Tulang Ayam sebagai Alternatif Pemenuhan Tumbuh Kembang Anak.

Tim PKM yang diketuai oleh Tri Murniasih, dengan anggota Verlita Andayani, Zaretta Shafiroh, Alvia Parausia Gionka, dan Lola Adelia Meidiyaratri, serta didampingi oleh dosen pembimbing Fibe Yulinda Cesa, S.Farm., M.Biomed., mengangkat isu yang sangat relevan: limbah tulang ayam yang melimpah namun kurang dimanfaatkan secara optimal.

Dari Limbah Jadi Solusi Kesehatan Anak

Motivasi riset ini bermula dari perhatian mereka terhadap tingginya konsumsi ayam di Indonesia yang berbanding lurus dengan meningkatnya limbah tulang ayam. Di sisi lain, Indonesia juga masih menghadapi persoalan serius seperti stunting yang berkaitan dengan kekurangan nutrisi, khususnya kalsium.

Melalui serangkaian riset dan uji kandungan, tim PKM ini menemukan bahwa tulang ayam ternyata menyimpan potensi besar sebagai sumber kalsium alternatif. Dari sinilah lahir ide untuk mengembangkan sediaan suplemen dari bahan yang sebelumnya dianggap limbah.

Inspirasi mereka juga datang dari program pemerintah tentang makanan bergizi gratis, yang salah satu sumber kalsiumnya berasal dari susu. Tim lalu mulai berpikir: adakah sumber kalsium lain yang bisa dimanfaatkan, murah, dan mudah diakses? Jawabannya: tulang ayam.

“Kami ingin memanfaatkan potensi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan, sekaligus memberikan solusi terhadap masalah gizi anak-anak,” ungkap Tri Murniasih.

Bentuk Serbuk yang Ramah Anak

Berangkat dari pemahaman terhadap perilaku konsumsi anak, inovasi ini dikembangkan dalam bentuk serbuk yang bisa dicampurkan ke dalam makanan atau minuman. Cara ini diharapkan bisa meningkatkan penerimaan anak terhadap suplemen, karena mereka tidak menyadari bahwa yang dikonsumsi adalah suplemen kaya kalsium.

“Biasanya anak kecil kalau dengar kata ‘obat’ langsung menolak. Maka dari itu, kami buat dalam bentuk serbuk agar bisa tersamar dalam makanan atau minuman,” tambah Tri.

Dengan bahan baku yang menggunakan tulang ayam, inovasi ini tumbuh menjadi proyek yang unik dan solusi terhadap permasalahan yang dialami masyarakat. Sebuah pendekatan yang tidak hanya sehat, tapi juga ramah lingkungan.

Tantangan dan Semangat

Proses pengembangan inovasi ini sudah dimulai sejak satu semester sebelumnya. Meskipun sempat mengalami kendala seperti manajemen waktu di kala padatnya tugas dan waktu kuliah, namun semangat dan kerja tim yang solid membuat semua tantangan itu bisa diatasi.

Menutup cerita inspiratif mereka, tim PKM ini menyampaikan pesan bermakna untuk Machungers.  “Coba aja dulu. Sukailah tantangan apapun itu yang ada, jadi enggak akan stuck di situ saja,” jelas mereka.

Dr. Kestrilia Rega Prillianti., S.Si., M.Si selaku Wakil Rektor I (Bidang Akademik) menyampaikan apresiasinya untuk prestasi tim PKM ini. “Kesuksesan tim PKM Farmasi ini adalah hasil dari upaya untuk mengelola PKM dengan konsisten dan berkelanjutan. Komitmen dan dukungan dari prodi untuk menjamin kiprah mahasiswanya dalam program PKM ini patut diacungi jempol. Saya ucapkan selamat kepada tim PKM Farmasi. Semoga di tahun-tahun berikutnya semakin banyak proposal PKM yang berhasil memperoleh pendanaan dari Kemendikbudristek,” jelasnya.

Keberhasilan tim PKM Universitas Ma Chung dalam inovasi yang mereka hasilkan ini tidak hanya menunjukkan kecerdasan dan kreativitas mahasiswa Naturetech for Pharmacare, tetapi juga kepedulian nyata terhadap isu-isu sosial dan kesehatan di masyarakat.