CARA MENDAFTAR

1 Kunjungi pmb.machung.ac.id.
2 Lengkapi Data.
3 Tunggu Email Konfirmasi

Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: [email protected]. Terima Kasih!

Jadwal Buka ADMISI UMC

Senin-Jumat 8:00AM - 5:00PM

Berkawan atau Bersaing dengan Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan)?

by Humas Universitas Ma Chung / 20 January 2024 / Published in Machung

Pada Sabtu ini, 20 Januari 2024 Universitas Ma Chung menjadi saksi kegiatan Temu Penerjemah Jatim 2024 yang dihadiri oleh lebih dari 70 orang penerjemah profesional. Acara ini bertema “Berkawan dan Bersaing dengan Kecerdasan Buatan dalam Industri Bahasa” menghadirkan dua pembicara utama, Ira Susana dari Virtual Training Divisi Pengembangan Profesi HPI (Himpunan Penerjemah Indonesia) dan Ardian Setiawan, seorang Dosen di Politeknik Negeri Malang, Penerjemah, Editor, dan pendiri prosemantic.com.

Pembukaan acara dilakukan oleh Indra Listyo, Ketua HPI Nasional, yang menyampaikan harapannya terhadap kegiatan ini. “Melalui kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan jejaring dan kualitas profesional penerjemah. Dibuka untuk penerjemah profesional maupun mereka yang akan masuk ke industri bahasa profesional,” ucap Indra Listyo.

Wawan Eko Yulianto, Ph.D, Wakil Rektor 3 Universitas Ma Chung sekaligus penerjemah dan dosen di Program Studi Sastra Inggris, dalam sambutannya menyoroti tiga hal utama. “Ma Chung, bangga, mahasiswa siap bergabung,” ungkapnya. Ia mengaku bangga karena acara ini dihadiri oleh para raksasa di bidang penerjemahan. Selain itu, ia menyampaikan bahwa mahasiswa Universitas Ma Chung siap untuk bergabung dalam industri bahasa yang semakin berkembang.

Ira Susana, salah satu narasumber, memberikan wawasan tentang proses translating dalam dunia penerjemahan. Ia menekankan bahwa di antara profesi-profesi terkait, translator adalah yang paling terdampak oleh kecerdasan buatan (AI). “Proses translasi butuh pelokalan juga sedangkan AI masih lemah dalam pelokalan untuk marketing communication (website localization). AI tidak ada kreatifitas dan critical thinking, sedangkan manusia punya” jelasnya. “Tenaga manusia masih dibutuhkan dan kita musti belajar, banyak coba-coba, eksperimen,” pesannya. “Intinya, implement with ethic – boleh pake AI tapi musti dipoles,” ujarnya. “AI is a tool, not a threat,” ungkap Ira Susana.

Ardian Setiawan, narasumber lainnya, membahas tren terkini dalam industri penerjemahan. Menurutnya, banyak yang lebih suka melakukan proofreading karena proses translasi menggunakan kecerdasan buatan di bidang Industri Bahasa sering tidak sesuai harapan. Ardian Setiawan menyoroti bahwa terjemahan dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris cenderung lebih baik karena database bahasa Inggris lebih lengkap, sementara sebaliknya, terjemahan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia masih menghadapi kendala karena keterbatasan database bahasa Indonesia. “Ini adalah celah bagi kita penerjemah. AI cuma sebagai knowledge base. Integrate technologies and AI in your workflow,” jelas Ardian Setiawan.

Temu Penerjemah Jatim 2024 sukses menyajikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana kecerdasan buatan memengaruhi industri penerjemahan dan menekankan pentingnya keterlibatan manusia dalam proses tersebut. Acara ini tidak hanya memperkuat jejaring profesional penerjemah tetapi juga memberikan landasan untuk terus berkembang di tengah dinamika industri bahasa yang terus berubah.

Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka  Segera Daftar Sekarang.

TOP