Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: info@machung.ac.id. Terima Kasih!
Official Website Universitas Ma Chung.
T : (0341) 550 171
Email: info@machung.ac.id
Universitas Ma Chung
Villa Puncak Tidar N-01, 65151, Malang, IND
Apakah kalian pernah mendengar mengenai tipe kepribadian ekstrovert dan introvert? Rupanya ada sosok penting yang berperan di balik tipe kepribadian ini. Sosok tersebut bernama Carl Jung.
Lahir pada 26 Juli 1875, Carl Jung adalah seorang psikiater dan psikoanalis asal Swiss yang dikenal akan gagasannya analytical psychology. Selain itu, Carl Jung juga mengembangkan konsep kepribadian ekstrovert dan introvert.
Melansir dari laman britannica.com, introvert adalah seseorang yang ketertarikan atau minatnya cenderung tertuju kepada perasaan dan pikiran mereka sendiri. Sedangkan ekstrovert adalah seseorang yang ketertarikan atau minatnya tertuju pada orang lain dan dunia luar. Konsep mengenai tipe kepribadian ini dikembangkan oleh Carl Jung pada tahun 1921 dan hingga kini masih populer di kalangan masyarakat luas.
Dalam dunia penelitian memiliki hubungan yang dekat dengan tokoh Sigmund Freud, seorang neurologis dan pengembang konsep psychoanalysis. Dirinya menjadi salah satu orang yang memiliki kolaborasi dekat dengan Freud. Berkat hal ini, Carl Jung dapat memahami penelitian Freud dan penelitiannya sendiri mengonfirmasi banyak dari ide Freud.
Kolaborasi antara keduanya dimulai ketika Carl Jung bekerja sebagai seorang psikiater di Rumah Sakit Burghölzli di Zürich, di mana ia menemukan karya Sigmund Freud dan seketika tertarik akan hal tersebut. Kolaborasi antar keduanya berjalan dengan baik. Melansir dari laman psychologytoday.com, Carl Jung dan Sigmund Freud dianggap sebagai salah satu tokoh pemikir paling berpengaruh di Barat pada abad ke-20. Namun karena perbedaan pendapat dan sudut pandang, kolaborasi mereka sebagai peneliti pun pada akhirnya berakhir.
Ketertarikannya pada bidang yang ia tekuni dimulai sejak ia kecil. Di masa kecil, Carl Jung kerap mengamati perilaku orang tua dan gurunya. Terutama karena keprihatinannya kepada ayahnya yang kehilangan kepercayaan terhadap agama.
Di masa remajanya Carl Jung mulai mengenal filsafat dan banyak membaca. Hal ini ditambah dengan beberapa faktor lain dari masa kecilnya, menuntun dirinya untuk menempuh studi kedokteran dan menjadi seorang psikiater, meskipun latar belakang keluarganya adalah pendeta. Ia menempuh studinya di Universitas Basel (1895–1900) dan Zürich (M.D., 1902).
Pada tahun 1903, Carl Jung menikah dengan Emma Rauschenbach. Keduanya kemudian dikaruniai lima orang anak. Kebersamaan mereka terus berlanjut hingga Emma meninggal dunia pada tahun 1955. Enam tahun kemudian, Carl Jung menyusul kepergian istrinya pada 6 Juni 1961.
Berkat kolaborasi semasa hidupnya bersama Sigmund Freud yang sangat berpengaruh dalam dunia psikiatri, studi mengenai sastra, agama, serta bidang lain yang berkaitan, teori psychoanalysis Sigmund Freud masih menjadi bahan pembelajaran dalam banyak studi, meskipun Carl Jung sendiri memiliki beberapa perbedaan pendapat dalam teori tersebut.
Konsep psychoanalysis dan perbedaan pendapat antara dua tokoh ini salah satunya menjadi topik yang dipelajari dalam mata kuliah Literary Appreciation Program Studi Sastra Inggris Universitas Ma Chung. Melalui pembahasan topik tersebut, mahasiswa Sastra Inggris Universitas Ma Chung dapat memiliki pemahaman mengenai psychoanalysisdan menerapkannya sebagai salah satu sudut pandang dalam analisis dan apresiasi sastra. Dengan menggunakan konsep tersebut, mahasiswa dapat memperkaya analisis mereka dan memahami karakter atau tokoh dalam sebuah karya sastra secara lebih tajam dan mendalam.
Pembahasan mengenai topik psychoanalysis dalam mata kuliah Program Studi Sastra Inggris ini tentunya dilakukan sejalan dengan misi Universitas Ma Chung untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memiliki kapasitas untuk berpikir kritis-prinsipil dan kreatif-realistis.
Sumber Foto: Freepik.com/freepik
Sumber Data:
Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka Segera Daftar Sekarang.