CARA MENDAFTAR

1 Kunjungi pmb.machung.ac.id.
2 Lengkapi Data.
3 Tunggu Email Konfirmasi

Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: [email protected]. Terima Kasih!

Jadwal Buka ADMISI UMC

Senin-Jumat 8:00AM - 5:00PM

Sulap Tugas Kuliah Jadi Bisnis Kedai Kopi

by Humas Universitas Ma Chung / 26 August 2025 / Published in Machung

Siapa sangka, sebuah tugas mata kuliah kewirausahaan bisa berkembang menjadi bisnis kedai kopi yang ramai dikunjungi. Inilah kisah inspiratif dari lima mahasiswa Universitas Ma Chung yang berhasil mengubah konsep di atas kertas menjadi sebuah kenyataan.

Ahmad Yogiswara, Airlangga Rahman Wicaksono, Abid Abiyyu Putra Pramudya, Clara Arindyan Qirani, dan Kelvin Hermawan Gojaya, lima mahasiswa dari program studi International Business Management (Management) ini membuktikan bahwa semangat dan kolaborasi bisa mengantarkan mereka pada kesuksesan. Berawal dari tugas mata kuliah di semester dua, kelompok ini memutuskan untuk membuka usaha di bidang F&B.

“Kenapa kami memilih kopi sebagai proyek kewirausahaan? Karena kami melihat peluang yang besar dikarenakan kebanyakan anak muda sekarang suka nya nongkrong sambil ngopi” ungkap Yogiswara, salah satu anggota kelompok

Dari Tugas Kuliah hingga Buka Gerai Resmi

Awalnya, bisnis mereka bernama Coint Coffee, namun nama tersebut diganti menjadi Winton Kaffehaus setelah mereka menyadari kemiripan dengan merek lain yang sudah terkenal. Nama Winton sendiri terinspirasi dari Matt Winton, seorang barista dunia yang terkenal. Pada awalnya juga, hanya yogi sendiri yang memiliki dasar keahlian barista. Namun, karena ini adalah proyek kelompok maka yogi pun tak segan membagikan ilmunya kepada rekan-rekannya, akhirnya semua anggota kelompokpun kini memiliki sedikit dasar keahlian dalam membuat kopi. 

“Awalnya tuh yang punya basic barista itu cuman yogi, tapi yah karena kami berpikir ini tugas kelompok dan tidak mungkin memberatkan satu belah pihak saja sehingga akhirnya yogi mulai mengajari kami agar bisa punya sedikit skill barista” Jelas Kelvin

Yang menarik, kelompok ini juga menerapkan sistem kepemimpinan bergilir. Sehingga setiap anggota mendapat kesempatan merasakan tantangan menjadi ketua, sebuah strategi yang membangun rasa tanggung jawab dan pemahaman akan kompleksitas koordinasi.

“Setiap anggota kelompok bergiliran menjadi ketua agar setiap anggota merasakan bagaimana sulitnya menjadi ketua yang harus mengkoordinasi banyak hal” jelas yogi

Kelompok ini memiliki pembagian peran yang jelas, mulai dari bagian operasional, marketing, pengembangan menu, hingga finansial. Mereka juga saling bahu membahu dan siap siaga membackup rekan kelompok yang berhalangan hadir.

“Intinya kita itu selalu komunikasi. Kalau memang ada keperluan, langsung ngomong di grup, pasti kita akan saling membantu” kata Kelvin.

Dukungan Kampus dan Tantangan yang Dihadapi

Niat mereka tidak hanya didukung oleh sesama mahasiswa, tetapi juga oleh pihak kampus. Dosen-dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta dosen pembimbing memberikan dukungan penuh. Bahkan, pihak kampus menawarkan sebuah ruangan di Student Center (SC) untuk dijadikan gerai resmi Winton Kaffehaus.

Namun, perjalanan mereka tidak mulus begitu saja. Tantangan datang saat mereka harus merancang tata letak gerai. Dengan ruangan yang tidak terlalu besar, mereka kesulitan menentukan konsep dan penataan. Akhirnya, mereka berinvestasi dengan menyewa jasa desainer interior. Begitupun dengan biaya awal untuk membuka gerai pun sepenuhnya berasal dari patungan anggota kelompok, dengan keuntungan yang diputar kembali untuk modal.

Harapan mereka ke depan, Winton Kaffehaus dapat terus berkembang dan membuka cabang baru di tahun mendatang. Sebuah mimpi besar yang berawal dari tugas sederhana, kini menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Pesan untuk Mahasiswa Ma Chung Lainnya

Di akhir wawancara, mereka menitipkan pesan untuk seluruh mahasiswa Ma Chung. “Jangan takut untuk mencoba hal baru, karena gagal dan salah adalah hal yang akan menuntun kita untuk terus mau belajar dan berkembang,” ungkap salah satu anggota.

Yogi juga menambahkan, “Jangan terlalu serius belajar, coba sesekali eksplor dunia luar. Kadang kita terlalu fokus dan nyaman di dunia kita sendiri, hingga kita lupa betapa banyak pelajaran hidup dan menariknya kehidupan di luar zona nyaman kita.”

Kisah inspiratif ini juga seolah menegaskan nilai gigih yang dipegang teguh oleh Universitas Ma Chung. Dimana kegigihan dan kesabaran terbukti mampu mengalahkan berbagai tantangan.

Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka  Segera Daftar Sekarang.

TOP