CARA MENDAFTAR

1 Kunjungi pmb.machung.ac.id.
2 Lengkapi Data.
3 Tunggu Email Konfirmasi

Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: info@machung.ac.id. Terima Kasih!

Jadwal Buka ADMISI UMC

Senin-Jumat 8:00AM - 5:00PM

Pengetahuan di Ujung Tangan – Sistem yang Mempermudah Transfer Ilmu Diagnostik dari Dokter Senior ke Dokter Junior

by admin SI / 22 May 2024 / Published in Machung

Pengalaman praktis merupakan salah satu aset paling berharga dalam dunia medis. Diagnostik yang tepat dan perawatan yang efektif sering kali bergantung pada keahlian dan pengetahuan yang dimiliki oleh dokter senior. Dokter senior merupakan seorang praktisi medis yang telah mengumpulkan pengalaman klinis yang substansial dan memiliki pengetahuan yang mendalam di bidang spesialisasinya (Sutcliffe et al., 2004). Menurut Oliver (2017) menjelaskan bahwa pentingnya dokter senior mengawasi keputusan klinis dan memberikan bimbingan pengetahuan yang berkelanjutan kepada dokter junior. Pengawasan yang ketat dan berkelanjutan oleh dokter senior tidak hanya memastikan keselamatan pasien tetapi hal ini juga memiliki peran penting dalam pengembangan profesional dokter junior. Pengetahuan dan pengalaman yang selama ini dimiliki oleh dokter senior kebanyakan bersumber dari pengetahuan berdasarkan pengalaman yang panjang dalam mendiagnosis banyak pasien dari berbagai penyakit-penyakit yang mereka tangani.

Pengetahuan yang selama ini didapatkan oleh dokter senior dari penanganan banyak pasien tersebut tidak terdokumentasi secara eksplisit. Siswanto (2014) menjelaskan bahwa pengetahuan eksplisit merupakan pengetahuan yang sudah terdokumentasikan dalam bentuk tertulis. Pengetahuan dokter senior masih banyak berupa pengetahuan tacit. Pengetahuan tacit merupakan pengetahuan yang masih berada di pikiran setiap orang (Bolisani & Handzic, 2015). Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan manajemen pengetahuan yang berguna menangkap dan mendokumentasikan pengetahuan tacit dari dokter senior untuk digunakan dan dimanfaatkan oleh dokter junior dalam mendiagnosis berbagai penyakit dari pasien.

Namun, bagaimana pengetahuan tacit tersebut dapat diwariskan dengan efektif kepada dokter junior? Inilah di mana konsep “pengetahuan di ujung tangan” menjadi kunci. Konsep “pengetahuan di ujung tangan” merujuk pada kemampuan seorang dokter junior dengan cepat dan efektif mengakses pengetahuan dan pengalaman praktis yang dimiliki oleh kolega senior mereka. Dalam konteks ini, manajemen pengetahuan dianggap sebagai salah satu ilmu yang berperan penting dalam mempromosikan penciptaan, berbagi, dan pemanfaatan pengetahuan yang baik untuk organisasi (Alipour, Idris, & Karimi, 2011). Menurut Dalkir (2017), manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan suatu proses sistematis untuk mengidentifikasi, menangkap, menyimpan, berbagi, dan memanfaatkan pengetahuan dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan strategis. Dalam konteks ini, Knowledge Management System (KMS) atau Sistem Manajemen Pengetahuan memainkan peran krusial dalam memfasilitasi transfer ilmu diagnostik.

Peran Sistem Manajemen Pengetahuan dalam Transfer Ilmu

KMS merupakan penggabungan teknologi dan mekanisme yang dibangun untuk membantu proses manajemen pengetahuan (Becerra-Fernandez & Sabherwal, 2010) . Kasus medis, KMS berfungsi sebagai wadah bagi berbagai informasi klinis, studi kasus, panduan klinis, dan rekaman pengalaman praktis dokter senior. Melalui KMS, dokter junior dapat mengakses pengetahuan tacit maupun eksplisit tersebut dengan mudah dan cepat saat mereka menghadapi tantangan diagnostik yang kompleks.

Implementasi KMS dalam Praktik Medis

Implementasi KMS dalam praktik medis membutuhkan kerjasama antara dokter senior, dokter junior, departemen IT, dan departemen terkait dalam membantu proses identifikasi pengetahuan hingga membagikan pengetahuannya. Langkah-langkah yang diperlukan termasuk identifikasi pengetahuan kritis yang perlu ditransfer, pembuatan basis data pengetahuan yang terstruktur, pelatihan dokter senior dan dokter junior dalam penggunaan KMS, dan evaluasi terus-menerus terhadap efektivitas sistem. Dengan bantuan teknologi informasi yang tepat, KMS dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam meningkatkan transfer pengetahuan dalam mendiagnosisi penyakit-penyakit terhadap pasien.

Tantangan yang Dihadapi dalam penerapan KMS

Meskipun KMS memiliki potensi besar dalam memfasilitasi berbagi pengetahuan diagnostik dokter senior ke dokter junior, namun ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Tantangan tersebut salah satunya adalah penolakan terhadap penggunaan teknologi baru, kesulitan dalam berbagi pengetahuan yang tidak terstruktur, dan perlunya dukungan dan pelatihan yang berkelanjutan bagi para pengguna. Dengan mengatasi tantangan ini, KMS dapat menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan kerjasama dan inovasi dalam praktik medis.

Manfaat dari Pengetahuan di Ujung Tangan

Manfaat dari konsep pengetahuan di ujung tangan sangatlah besar. Dokter junior dapat belajar dari pengalaman praktis dan pengetahuan kolega senior mereka tanpa perlu mengalami sendiri setiap kondisi. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri, mempercepat proses diagnosa, dan meningkatkan kualitas perawatan pasien secara keseluruhan. Selain itu, transfer ilmu diagnostik yang efektif juga dapat mengurangi risiko kesalahan medis dan meningkatkan hasil klinis.

Kesimpulan

Pengetahuan di ujung tangan merupakan salah satu konsep penting dalam praktik medis, terutama dalam konteks berbagi ilmu diagnostik dari dokter senior ke junior. Dengan bantuan sistem manajemen pengetahuan yang tepat, dokter junior dapat mengakses pengetahuan dan pengalaman praktis dokter senior dengan mudah dan cepat. Hal ini selain tidak hanya meningkatkan kualitas perawatan pasien, tetapi juga memastikan kelangsungan pembelajaran dan inovasi dalam profesi medis selanjutnya.

Pada artikel berikutnya saya akan membahas bagaimana salah satu metode KMS bernama Knowledge Management System Life Cycle (KMSLC) berperan dalam proses menangkap pengetahuan, mendesain cetak biru pengetahuan, hingga verifikasi dan validasi pengetahuan tacit dan eksplisit dokter senior untuk dokter junior.

Penulis:
Muhammad Nurwegiono, S.Kom., M.Kom.
(Dosen Prodi SI)

Referensi:

  1. Sutcliffe, K. M., Lewton, E., & Rosenthal, M. M. (2004). “Communication failures: An insidious contributor to medical mishaps.” Academic Medicine, 79(2), 186-194.
  2. Oliver D (2017). “Supervision and clinical autonomy for junior doctors—have we gone too far?” The BMJ.
  3. Siswanto, I., 2014. Peran manajemen pengetahuan dan pembelajaran organisasi terhadap inovasi produk pada usaha kecil menengah olahan pangan di Bogor [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
  4. Bolisani, E., & Handzic, M., 2015. Advances in Knowledge Management: Celebrating Twenty Years of Research and Practice. Italy (ITA): Springer Publishing.
  5. Alipour, F., Idris, K., & Karimi, R., 2011. Knowledge Creation and Transfer: Role of Learning Organization. International Journal of Business Administration. 2:61-67.
  6. Dalkir, K. (2017). “Knowledge Management in Theory and Practice.” MIT Press.
  7. Becerra-Fernandez, I., & Sabherwal,R., 2010. Knowledge Management Systems and Process. New York (US): M.E.Sahrpe Pr.

Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka  Segera Daftar Sekarang.

TOP