Paradoks adalah salah satu kata yang bisa menjelaskan kondisi kita di tengah pandemi COVID 19 ini. Di satu sisi, kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan politik dipaksa melambat. Di sisi lain, kita tetap melihat kemajuan teknologi yang sudah terjadi secara eksponensial sejak revolusi komputer. Manusia pun dipaksa selalu awas dengan kedua hal ini. Bagi para pendidik di pendidikan, salah satu caranya adalah dengan tetap mengikuti perkembangan teknologi pembelajaran ketika pertemuan fisik dengan kolega dan mahasiswa menjadi sangat minim. Penyelenggaraan webinar menjadi salah satu solusi untuk hal ini.

Ounu Zakiy Sukaton, S.Hum, M.G.A.L., dosen Program Studi Sastra Inggris Universitas Ma Chung, turut berkontribusi dalam upaya pengembangan kemampuan di tengah pandemi ini. Acara yang berlangsung pada 30 April 2020 pada pukul 15.00 WIB ini merupakan bagian seri webinar yang diadakan oleh Microsoft Innovative Education Network (MIEE). Seri webinar itu sendiri telah berjalan selama beberapa waktu. Selama pandemi, seri webinar ini diadakan setiap hari pada pukul 15.00 WIB.

Dalam seri webinar ini, peserta mendapat sajian berbagai topik seputar pembelajaran (khususnya daring) dari berbagai praktisi. Topik-topik tersebut berkisar antara penerapan gamifikasi dalam pembelajaran daring hingga pemanfaatan musik dalam dunia pendidikan. Dengan beragam topik ini, para praktisi pendidikan di Indonesia bisa menjadikan setiap hari untuk belajar.

Dalam presentasinya, Pak Ounu mengusung tema “Microsoft Teams Conference untuk Pengajaran Pengucapan Bahasa Inggris.” Topik ini memfokuskan pada tips-tips praktis memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia dalam Microsoft Teams secara khusus untuk pengajaran mata kuliah Pengucapan (Pronunciation). Fitur-fitur tersebut antara lain penggunaan “Close Caption” yang bisa membantu mendeteksi pengucapan yang akurat khusus untuk bahasa Inggris.

Dalam diskusi yang terjadi setelah acara, tampak peserta sangat mengapresiasi sajian dari Pak Ounu. Salah satu peserta bahkan tidak mengetahui bahwa fitur-fitur yang tampak biasa tersebut bisa dimanfaatkan dengan sedemikian rupa.

Ounu Zakiy Sukaton, S.Hum, M.G.A.L. merupakan dosen yang saat ini menjalani tahun keduanya di Universitas Ma Chung. Dosen lulusan Universitas Indonesia (S1) dan Australian National University (S2) ini memiliki bidang keahlian Linguistik Umum dan Terapan. Gelar terakhir merupakan singkatan dari Master of General and Applied Linguistics. Di Prodi Sastra Inggris Universitas Ma Chung, Pak Ounu mengajar mata kuliah-mata kuliah di bidang linguistik atau ilmu kebahasaan, misalnya Phonology, Psycholinguistics, Ear and Speech Training, dan beberapa mata kuliah lain yang bukan langsung di wilayah linguistik.

Pak Ounu telah memanfaatkan aplikasi Microsoft Teams ini dalam pengajaran sejak mengajar kelas pertamanya di Universitas Ma Chung. Awalnya, Pak Ounu merasakan manfaat Microsoft Teams ini ketika dia tahu bahwa aplikasi ini dapat dipakai untuk memberikan kuis dengan pilihan ganda yang bisa diperiksa secara otomatis oleh sistem. Bapak Budhy Widjaja, S.Kom, salah satu staf UPT SI yang mengetahui bahwa Pak Ounu banyak memanfaatkan Microsoft Teams dalam pengajarannya, mengajukan Pak Ounu untuk menjadi narasumber di seri Webinar ini.

“Saya praktis belajar Microsoft Teams ini secara otodidak,” kata Pak Ounu ketika ditanya apakah di Australian National University beliau juga memakai Microsoft Teams. “Kami menggunakan sebuah LMS bernama Wattle di sana.”

Kesiapan untuk menghadapi perubahan dan kebaruan adalah tuntutan yang tak terelakkan dewasa ini. Di zaman ketika kemajuan teknologi terjadi sering tanpa kita sadari, sifat fleksibel dan cepat belajar adalah sebuah keharusan. Dalam proses ini, membuka mata dan telinga terhadap segala kebaruan yang mungkin lewat di sekitar kita juga merupakan hal penting. Dengan cara itu pula Pak Ounu mendapatkan gagasan untuk webinar ini.

“Idenya saya dapat dari tweet mahasiswa saya yang mengatakan ada fitur live caption di conference dan sama mereka dijadikan bahan guyonan,” kata Pak Ounu sambil tertawa.

Selain itu, Pak Ounu juga memberi bocoran tentang penggabungan fitur penting ini dengan aplikasi-aplikasi lain untuk penelitiannya tahun depan. Tapi, untuk saat ini, detail rencana tersebut sepertinya masih belum boleh dibuka untuk umum.