Beberapa waktu yang lalu Prodi Kimia Universitas Ma Chung baru saja mengadakan webinar dengan judul “Teh” dengan narasumber Ibu Dr. Yuyun Yuniati, ST, MT.  Topik ini diangkat seiring kegemaran masyarakat Indonesia akan teh serta berbagai jenis minuman olahan teh yang dijual di masyarakat luas. Tradisi minum teh sendiri sudah terkenal di negara-negara lain. Di Inggris misalnya, ada istilah “afternoon tea”. Sementara di negara Cina dikenal dengan Kung fu Cha. Di Jepang ada tradisi minum teh hijau atau dikenal dengan Chado. Sementara di Maroko ada Maghreb Tea sebagai tradisi untuk menjamu tamu.

Menurut survei, tradisi minum teh bersama keluarga di pagi hari selama ini telah menjadi suatu kebiasaan. Tentu saja ini merupakan kebiasaan yang baik karena teh memiliki kandungan senyawa yang bermanfaat bagi tubuh seperti senyawa turunan klorofil, tanin, katekin, kafein, dan theaflavin. Senyawa turunan klorofil atau zat hijau daun dan tanin diketahui bermanfaat sebagai antibakteri dan pembawa nutrisi fungsional. Sementara katekin merupakan sumber antioksidan alami. Selain itu, kafein pada teh berfungsi untuk meningkatkan fungsi kognitif, mood dan menurunkan kecemasan. Dan yang terakhir theflavin berperan untuk meningkatkan selera makan.

Berbagai inovasi minuman teh telah dikembangkan seperti teh kulit apel untuk mengatasi kolesterol dan menangkal radikal bebas, teh Ceylon yang merupakan bahan utama thai tea diketahui dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Ada pula teh daun jati yang dapat menurunkan berat badan, meningkatlan daya tahan tubuh serta merawat kulit. Selain itu, ada juga teh dari Kalimantan yang baru-baru ini sangat terkenal akan khasiatnya untuk pengobatan kanker karena dapat mempercepat pembentukan sel epitel baru dan pertumbuhan kolagen yaitu teh Akar Bajakah. Berbagai riset telah dilakukan untuk meneliti manfaat teh untuk kesehatan.

Namun tahukan kamu bahwa teh yang semula sehat dapat berpotensi menjadi tidak sehat karena bahan tambahan yang dicampurkan ke dalamnya seperti gula/ pemanis buatan, pewarna/ perisa, dan susu/ whipped cream. Oleh karena itu, penting sekali untuk mengetahui berapa kalori yang terkandung pada minuman teh dan produk olahan teh yang dijual di masyarakat.

Sebagai contoh, dalam 1 botol teh kemasan 500 mL itu mengandung 160 kalori. Kebutuhan harian kita pada umumnya adalah 2000-2500 kalori per hari. Sementara teh dengan bahan tambahan seperti gula, perisa, dan lemak susu kalorinya bisa mencapai 300 hingga 500 kalori. Karena itu, kita perlu memperhatikan jumlah pada minuman teh yang kita minum.

Supaya teh yang minum dapat tetap terjaga khasiatnya, berikut tips untuk untuk penyimpanannya:

1. Simpanlah teh di tempat yang aman (dalam kaleng atau wadah bersih yang tertutup rapat).
2. Jauhkan teh dari bahan yang beraroma tajam (bumbu dapur, durian, kopi, dsb).
3. Jangan menyimpan teh didalam lemari es. Menyimpan teh didalam lemari es dapat merusak daunt eh karena kelembapan di dalam lemari es tinggi.

Nah, sudah tahu kenapa teh itu sangat baik sekali untuk kesehatan kita. Tapi jangan lupa menghitung kalorinya ya supaya asupan nutrisi tubuh kita tetap terjaga. Buat teman-teman yang suka minum teh, berikut ada resep minuman teh yang sehat. Bisa langsung dicoba nih. Salam sehat selalu.

Ditulis oleh: Ruth Febriana Kesuma