Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: [email protected]. Terima Kasih!
Official Website Universitas Ma Chung.
T : (0341) 550 171
Email: [email protected]
Universitas Ma Chung
Villa Puncak Tidar N-01, 65151, Malang, IND
SERU! Editorial Team
27 November 2023
Malang, SERU.co.id – Universitas Ma Chung (UMC) menggelar business matching antara Industri Kecil Menengah (IKM) dari Kabupaten Malang dengan calon pembeli dari Malaysia terkait upaya ekspor. Sekitar 31 IKM Kabupaten Malang hadir dengan membawa berbagai produk unggulannya, sementara calon pembeli dari Malaysia hadir secara virtual melalui Zoom Meeting.
Rektor Universitas Ma Chung, Dr Ir Stefanus Yufra M Taneo MS MSc mengatakan, IKM Kabupaten Malang punya potensi besar untuk ekspor. Tetapi para pelaku IKM selama ini tidak memiliki akses untuk menembus ke pembeli internasional. Untuk itu, pihaknya berupaya menghubungkan pelaku IKM Kabupaten Malang bersama pembeli internasional, kali ini Malaysia.
“Selama ini kan hanya pengepul yang berhubungan dengan pembeli baik nasional maupun internasional, bahkan merknya pakai punya sendiri. Sementara IKM tidak tahu produknya dijual kemana dan bagaimana caranya menjual produk ke Internasional. Melalui acara ini, kami mempertemukan calon pembeli dari Malaysia untuk memberikan informasi produk makanan apa yang dikehendaki dan bagaimana syaratnya agar bisa dipenuhi,” seru Yufra, sapaan akrabnya, di Ballroom 2 Hotel Ijen Suites Kota Malang, Senin (27/11/2023).
Dalam Business Matching ini bertajuk ‘IKM Kabupaten Malang dengan Calon Pembeli dari Malaysia’. Penyelanggaraan Business Matching kali ini merupakan penelitian terapan jalur hilirisasi Tahun Anggaran 2023.
Berdasarkan hasil penelitiannya, Rektor Ma Chung ini menjelaskan, salah satu keterbatasan ekspor adalah kapasitas produksi, karena IKM belum mampu produksi massal. Selain itu terkadang belum ada standarisasi kualitas produksi dan bahan baku.
“Kami mendampingi IKM Kabupaten Malang agar menghasilkan produk yang berkualitas dan memuaskan konsumen. Kemudian kita hubungkan dengan mengundang pelaku ekspor Indonesia yang paham produk dan prospek pasarnya. Sementara pemerintah melalui perbankan sudah siap bantu pendanaan kredit untuk pelaku usaha,” imbuhnya.
Menurut Yufra, IKM perlu konsisten dalam jumlah produk, kualitasnya, pemenuhan jangka waktu dan kemasan. Ketika semua pihak, baik pelaku IKM, pemerintah, stakeholder dan pembeli bertemu, permasalahan dan solusinya akan terjawab.
“Kami inginnya melanjutkan tahun depan dengan negara lain yang banyak TKI kita di sana. Peluangnya selain Malaysia, Taiwan dan berikutnya Arab Saudi. Untuk sekarang, kita inginkan makanan dan minuman yang bisa ekspor,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Disperindag Kabupaten Malang, Mahila Surya Dewi SSos MSi mengajak, para pelaku IKM agar berani ekspor. Apalagi produk makanan dan minuman IKM Kabupaten Malang banyak yang berkualitas, terbukti mulai meningkatnya ratusan IKM yang berkembang.
“IKM Kabupaten Malang ini produknya banyak dan berkualitas, sehingga harus berani melakukan ekspor. Ekspor bukan untuk diri sendiri, melainkan kita akan menjadi bagian dari pejuang devisa,” ungkapnya.
Disebutkannya, berbicara ekspor, IKM harus siap segala sesuatunya. Maka dari itu, penuhi syarat-syarat dan standar yang ditetapkan, terutama bahan baku. Untuk itu, pihaknya menggandeng beberapa dinas untuk mendampingi dan memenuhi kebutuhan pelaku IKM dalam kebutuhan ekspor.
“Jangan meletakkan diri sebagai produsen, hanya fokus produksi. Tetapi letakkan diri sebagai konsumen, apa yang diinginkan oleh pembeli, itu yang harus kita penuhi,” jelasnya.
Menurut Kadisperindag, business matching penting dilakukan untuk mengetahui kebutuhan negara lain. Pihaknya ke depan akan mencari negara tujuan lain dalam rangka business matching lanjutan.
“Jangan takut ekspor, karena produk bapak ibu itu luar biasa. Ada kami dinas kabupaten Malang yang mau mendampingi, ada akademisi, dan ada produk bapak ibu yang diolah dengan kreatif,” tandasnya.
Sementara itu, salah satu pelaku IKM dari Kecamatan Kasembon, Sri Wahyuni mengaku, senang dengan adanya forum ini. Sebelum ini, produknya masih menjangkau pasar lokal saja, belum ke ranah internasional.
“Saya awal produksi 2015, produknya jahe, temulawak, dan alang alang yang didesain kekinian. Forum ini penting agar tahu ekspor, ingin pemasaran kami lebih luas lagi, karena kami ada di Malang paling pinggir,” ungkap owner produk Sri Tanjung. (rhd)
Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka Segera Daftar Sekarang.