CARA MENDAFTAR

1 Kunjungi pmb.machung.ac.id.
2 Lengkapi Data.
3 Tunggu Email Konfirmasi

Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: [email protected]. Terima Kasih!

Jadwal Buka ADMISI UMC

Senin-Jumat 8:00AM - 5:00PM

Universitas Ma Chung Lakukan Business Matching, Pertemukan IKM dengan Calon Buyer Malaysia

by Humas Universitas Ma Chung / 27 November 2023 / Published in Machung

Senin, 27 November 2023 18:13 WIB
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: rahadian bagus priambodo

SURYAMALANG.COM-MALANG-Sejumlah IKM (Industri Kecil Menengah) Kabupaten Malang mengikuti kegiatan businnes matching dengan calon buyer dari Malaysia di Ballroom Hotel Ijen Suite Kota Malang, Senin (27/11/2023). Kegiatan ini diadakan Universitas Ma Chung melalui penelitian PKKM yang mendapatkan pendanaan hibah dari Kemendikbudristek. Dengan acara ini diharapkan ada peluang ekspor bagi IKM Kabupaten Malang untuk menggarap pasar Malaysia.

Acara ini dihadiri secara daring atase perdagangan RI di Malaysia. Setiap IKM yang diundang melakukan presentasi satu persatu dengan durasi sekitar empat menit terkait produknya dan membawa contoh produknya. Mahila Surya Dewi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang mengatakan di Kabupaten Malang ada tim percepatan ekspor.

“Tapi jika tidak ada push dari pihak ketiga, maka kami sendiri akan kesulitan. Kami sudah berusaha mengkolaborasi masing-masing IKM dengan beberapa buyer-buyer. Namun kalau dari akademisi ini bisa ngematchkan dengan buyer-buyer yang ada di dalam binaan mereka, ya kami senang. Seperti hari ini antara Ma Chung dengan atase di Malaysia,” jelas Mahila pada wartawan di sela acara.

Karena itu disiapkan IKM yang sudah terstandarisasi agar sesuai dengan yang diinginkan calon buyer. Selain itu, IKM lewat acara itu juga bisa mengetahui informasi apa yang diinginkan calon buyer agar bisa diikuti. Dikatakan, salah satu penyebab IKM takut ekspor salah satunya karena masalah bahan baku. Khawatir jika ada pesanan banyak, tapi sudah mendapatkan bahan baku.

“Karena itu di acara ini juga kami hadirkan lima dinas terkait untuk membina dan menyiapkan bahan baku mereka. Antara lain dinas pertanian, peternakan dan perikanan. Kita coba sandingkan. Kendala lainnya adalah masalah permodalan dan kemasan. Kalau masalah permodalan, akan kita temukan dengan bank yang bisa membantu mereka dalam permodalan,” paparnya.

Jumlah IKM di Kabupaten Malang cukup banyak dan ada yang sudah melakukan ekspor. Tapi memang sempat turun saat pandemi namun ternyata kebutuhan di luar negeri luar biasa. Ia mencontohkan ekspor singkong beku ke Afrika selatan dari Kecamatan Pakis. “Disana singkong jadi substitusi makanan pokok,” jawabnya. Sedang pemilihan IKM yang diikutkan di businnes matching ini sudah terstandarisasi antara lain merek, halal dan PIRT.

Sri Wahyuni, IKM asal Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang antara lain menawarkan produk minuman herbal. Usahanya memiliki berbagai produk unggulan menyesuaikan potensi di kecamatan itu. “Saya hanya memiliki tenaga kerja tetap tiga orang dan tidak tetap. Setiap bulan produksi sesuai permintaan. Produk saya sudah memiliki NIB, PIRT, halal dan mereka kami sudah terdaftar dengan merek Sri Tanjung,” jawab pengusaha wanita ini.

Ia memulai usaha sejak 2015 dan dimulai dengan olahan kripik. “Untuk ekspor ya belum pernah. Makanya ada kegiatan ini jadi penting agar bisa membantu pemasaran lebih luas lagi,” kata dia. Sedang Rektor Universitas Ma Chung Dr Ir Stefanus Yufra MS MSi menyatakan jika IKM punya potensi besar untuk ekspor. Tapi mereka selama ini mereka tidak punya akses ke pembeli internasional. Tapi ada juga yang lewat pedagang perantara atau pengepul.

“Tapi IKM tidak tahu produknya dijual dimana. Pengepul biasanya juga menggunakan merek sendiri,” jelas Yufra. Dikatakan ia sudah meneliti tentang kendala IKM melakukan ekspor salah satunya karena kendala keterbatasan kaapsitas produksi. “Misalkan calon pembeli minta kripik nangka dikirim kesana satu bulan dua kuintal apa mampu? Jika begitu bagaimana mengatasi? Maka beberapa IKM keripik nangka bisa jadi satu,” jawab dia.

Tapi kendalanya adalah setiap produksi mungkin memiliki standarisasi kualitas sendiri-sendiri. “Kalau ada itu, kami mau mendampingi soal standarisasi kualitas. Dari bahan baku, proses produksi supaya menghasilkan kualitas yang konsisten sehingga konsumen puas. Tujuannya agar tidak ada rasa yg beda,” kata ketua tim penelitian ini. Pihaknya bisa menurunkan dosen dan mahasiswa. Di penelitian ini, ia dibantu empat dosen dan lima mahasiswa.

“Hasil penelitian kami ini akan kami tulis di jurnal nasional dan internaisonal. Namun jangka pendeknya adalah memberikan rekomendasi kebijakan pada Pemkab Malang dari hasil penelitian ini yang terkonfirmasi pada kegiatan ini,” pungkasnya. Peluang pasar produk Indonesia ke luar negeri bisa juga menyasar ke negara yang banyak pekerja migran Indonesia (PMI) seperti di Arab Saudi dan lainnya. Sylvianita Widyawati

Link berita asli di sini.

Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka  Segera Daftar Sekarang.

TOP