Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: [email protected]. Terima Kasih!
Official Website Universitas Ma Chung.
T : (0341) 550 171
Email: [email protected]
Universitas Ma Chung
Villa Puncak Tidar N-01, 65151, Malang, IND
EDUKASI: Pelatihan peracikan jamu herbal oleh Universitas Ma Chung di UPT Materia Medica Kota Batu, Senin (31/7) (M. Rizal)
BATU – Sekitar 60 Relawan Paliatif Kota Batu mengikuti workshop pengolahan tanaman obat peracikan jamu saintifikasi untuk penderita kanker. Acara yang berlangsung di UPT Lab Herbal Materia Medica Batu kemarin (31/7) itu diinisiasi oleh Universitas Ma Chung dan RS Baptis Batu.
Ketua pelaksana workshop Godeliva Adriani Hendra mengungkapkan kegiatan itu mempunyai tujuan untuk pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini ialah relawan paliatif yang dibina oleh RS Baptis. “Harapannya bisa menambah wawasan tentang tanaman herbal,” tuturnya
Pada kegiatan itu, peserta juga diedukasi tentang jenis-jenis tanaman yang bisa digunakan untuk ramuan. Di antaranya ada biji anggur, kulit manggis, kunyit putih dan lainnya. Sebagian besar dari mereka memiliki kadar antioksidan tinggi.
Mereka juga diberi pengertian bahwa dalam menggunakan ramuan harus sesuai dengan takaran, serta dampak yang ditimbulkan dari tiap-tiap tanaman. Mayoritas dari jenis tanaman itu, dianjurkan tak dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui.
Selain itu, dijelaskan juga bahwa tanaman herbal hanya sebagai pendamping, bukan sebagai pengobatan yang utama. Misal ketika pasien menjalani kemoterapi bisa didampingi dengan meminum ramuan herbal.
Sementara itu, di puncak kegiatan tersebut para peserta dilatih untuk meracik ramuan herbal. Mereka dibagi menjadi delapan kelompok. Pertama-tama dilakukan penakaran bahan-bahan herbal masing-masing sekitar lima gram. Ada sekitar empat bahan yang disiapkan panitia, daun dewa, temu lawak, daun teh, dan kunyit putih. Semua bahan dalam kondisi kering.
Kemudian dilakukan perebusan dengan 600 ml air sekitar 10-15 menit. Ramuan tersebut bisa diminum tiga kali dalam sehari. Racikan jamu tersebut bisa digunakan sebagai komplementer pasien penderita kanker, khususnya kanker payudara. “Semoga bisa dimanfaatkan oleh relawan paliatif dan dapat diterapkan kepada pasien,” tuturnya.(iza/lid)
Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka Segera Daftar Sekarang.