Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: [email protected]. Terima Kasih!
Official Website Universitas Ma Chung.
T : (0341) 550 171
Email: [email protected]
Universitas Ma Chung
Villa Puncak Tidar N-01, 65151, Malang, IND
Dahlan Iskan dan Novi Basuki menceritakan apa yang bisa dipelajari dari Tiongkok di Ma Chung Talk. (Foto: Arvendo Mahardika/AboutMalang.com)
AboutMalang.com, 8 September 2023 – Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan dan pakar relasi Indonesia-Tiongkok Novi Basuki dihadirkan oleh Universitas Ma Chung pada Jumat, 8 September 2023.
Kehadiran mereka ialah dalam rangka menginspirasi civitas academica, dalam acara bertajuk Ma Chung Talk yang diselenggarakan di Balai Pertiwi Universitas Ma Chung.
Episode perdana ini berjudul ‘Belajar dari Tiongkok‘, mengungkap apa rahasia negara yang dulu lebih miskin dari Indonesia itu kini bisa merajai pasar teknologi, mulai dari ponsel pintar sampai mobil listrik.
Dipilih jadi narasumber, tak lain karena Dahlan Iskan adalah tokoh senior yang ‘mengenal Tiongkok luar dalam’, berkaitan dengan transplantasi hatinya yang dilakukan di Tiongkok.
Sementara itu, Novi Basuki yang juga dikenal sebagai Wang Xiaoming adalah pakar relasi Indonesia-Tiongkok dan juga penulis.
Tak main-main, santri jebolan Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo asli Gunung Argopuro ini menempuh studi sarjana hingga doktoralnya melalui Beasiswa Pemerintah Tiongkok alias Chinese Government Scholarship.
Rektor Universitas Ma Chung Dr. Ir. Stefanus Yufra Menahen Taneo, M.S., M.Sc. mengungkap apa yang ingin dituju melalui kegiatan yang direncanakan rutin bulanan ini.
“Ini bagian dari spirit of excellence Universitas Ma Chung, tentu kami harus belajar dari semua pihak untuk menjadi universitas yang unggul,” terang Yufra.
Sementara itu, Ketua Yayasan Harapan Bangsa Sejahtera Teguh Kinarto mengapresiasi para stakeholder universitas yang dikenal dengan motto ‘Minum Air Ingat Sumbernya’ tersebut.
“Kepada segenap sahabat-sahabat saya dari yayasan, saya tidak bisa menyebut satu per satu, tanpa mereka Universitas Ma Chung ini tidak bisa berdiri megah,” kata pengusaha properti ini.
“Karena sebagai universitas yang usianya masih relatif muda, tentu butuh banyak stok tenaga, waktu, pikiran, hati, maupun dana, sehingga terima kasih kepada teman-teman segenap pengurus yayasan yang mencintai kampus ini,” lanjutnya.
Sementara itu, Dahlan Iskan menyebut bahwa hal pertama yang bisa dipelajari dari Tiongkok adalah soal fleksibilitas.
“Bahkan fleksibilitas itu juga ideologi,” kata pengusaha media kawakan ini.
Ia mencontohkan bahwa komunisme yang diterapkan di Tiongkok saat ini sudah berbeda jauh dengan komunisme yang diperkenalkan di Jerman.
“Komunis mestinya kan partai buruh, mestinya komunis hanya untuk buruh. Ketika sampai di Tiongkok, tidak ada buruh, yang banyak petani, buruh tani,” kata Dahlan.
“Jadinya komunisme 2 kaki, karena buruh dan tani,” lanjutnya.
Kemudian, ideologi tersebut terus berkembang seiring beberapa kali pergantian kepemimpinan dan perkembangan dunia.
“Zaman Jiang Zemin jadi presiden, tidak cukup 2 itu. Perubahan lagi bahwa komunisme tidak cukup buruh dan tani, ada kaki yang ketiga, pengusaha,” ujarnya.
“Di zaman Hu Jintao, ditambah ilmu pengetahuan,” lanjut sosok kelahiran Magetan ini.
Ketika ilmu pengetahuan masuk dalam ideologi, lanjut Dahlan, maka tentunya sangat dipegang teguh dalam kesehariannya.
Sementara, Novi Basuki mengungkapkan bahwa banyak sekali pepatah Tiongkok yang bisa kita pelajari, salah satunya soal menghargai orang yang lebih tua.
“Ada suatu pepatah Tiongkok yang artinya, kalau kita tidak mematuhi nasihat senior maka kerugian di depan mata,” katanya.
Pria yang mengenyam pendidikan doktoralnya di Universitas Sun Yat-sen ini mengatakan bahwa pepatah itu tak jauh dengan pemahaman yang tumbuh di lingkungan di mana ia dibesarkan, yakni di Situbondo, yakni tunduk dan patuh dengan yang dikatakan tokoh agama.
Namun, ia menyayangkan ketika masih banyak orang Indonesia belum bisa menerima sepenuhnya ketika ada hal yang berbau Tiongkok.
Ia mencontohkan saat dirinya lulus dari Pondok Pesantren Nurul Jadid dan mendapat Chinese Government Scholarship, namun alih-alih dukungan yang ia dapat.
“Pada suatu hari ada anak kampung rezeki beasiswa Tiongkok. Sayang sekali, banyak orang kita yang masih memandang Tiongkok dengan kacamata tahun 1965,” kata Novi.
(***)
– Jumat, 8 September 2023 | 21:55 WIB
Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka Segera Daftar Sekarang.