Hubungi Kami Di 0811 3610 414, atau kirimkan email ke: [email protected]. Terima Kasih!
Official Website Universitas Ma Chung.
T : (0341) 550 171
Email: [email protected]
Universitas Ma Chung
Villa Puncak Tidar N-01, 65151, Malang, IND
Pada hari jumat 8 Mei 2020, Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) Universitas Ma Chung menyelenggarakan acara seminar online. Seminar online kali ini berjudul “Young Investor Love The Risk Feel The Beat”. Acara seminar ini diadakan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kondisi Bursa Efek Indonesia selama masa COVID19. Seminar online ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi Microsoft Teams.
Pada kesempatan tersebut, KSPM Universitas Ma Chung mendatangkan 3 narasumber yang terpercaya dan profesional di bidang Pasar Modal. Ketiga narasumber tersebut adalah Dyan Fajar Mahardika, Tarsisius Renald Suganda, SE., MSi., CRA dan Agus Soenartono, S.Sos.
Bapak Dyan Fajar Mahardika adalah seorang executive trainer professional di kantor perwakilan Bursa Efek Indonesia cabang Jawa Timur. Bapak Tarsisius Renald Suganda adalah Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ma Chung, beliau memiliki kepakaran di bidang pasar modal serta pernah mengantarkan Galeri Investasi- BEI Universitas Ma Chung masuk ke-3 besar Galeri Investasi-BEI terbaik se-Indonesia untuk kategori jumlah transaksi pada tahun 2019. Narasumber ketiga adalah Bapak Agus Soenartono, beliau adalah seorang Account Executive di Danareksa Sekuritas.
Pembicara pertama, Bapak Tarsisius Renald Suganda, menjelaskan dampak Covid-19 terhadap kondisi Bursa Efek Indonesia terkini. Dalam presentasinya, beliau mengatakan ada 8 dampak yang dialami akibat COVID-19. Berikut adalah kedelapan dampak yang dipaparkan yaitu investor asing tarik dana 131 triliun di pasar obligasi dan 9.9 triliun di pasar saham, investor domestik dan asing menjauhi aset berisiko – pindah ke cash atau safe haven (US$), IHSG ambrol 27% sejak awal tahun 2020 dan paling rendah di Bulan Maret pernah turun ke angka 3937 (turun 37%) – terburuk sejak 12 tahun lalu, skema social distancing – PSBB, pelaku bisnis mengurangi pengeluaran, supplier menukik turun pendapatannya, pekerja terdampak potong gaji – PHK dan perbankan ketat mengucurkan kreditnya. Meskipun demikian, beliau memberikan informasi kepada investor bahwa masih ada perusahaan yang tetap solvabel dengan keadaan pandemic ini. Perusahaan tersebut adalah perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods, tobacco, pharmaceuticals, infrastructures , communication services, energy dan financial.
Pembicara kedua, Bapak Dyan Fajar Mahardika. Dalam presentasinya, beliau selaku professional trainer dari BEI cabang Jawa Timur mengatakan bahwa ada beberapa perubahan kebijakan atau ada kebijakan baru yang ditambahkan akibat adanya pandemi Covid-19. Beliau mengatakan ada perubahan Batasan Auto Rejection atas perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia. Selain itu, ada implementasi trading halt terbaru untuk perdagangan Saham di BEI agar mampu menyesuaikan dengan kondisi terkini. Beliau juga menginformasikan ada terobosan baru dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), fasilitas terbaru tersebut disebut e-RUPS, e-Proxy dan e-Voting. RUPS diselenggarakan secara online begitu juga voting dan juga pemberian kuasa kepada penerima kuasa (Proxy).
Pembicara ketiga, Bapak Agus Soenartono. Beliau menjelaskan bahwa untuk menjadi investor perlu untuk melakukan analisis terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan investasi. Ada 3 analisis yang disampaikan yaitu analisis fundamental, analisis teknikal dan analisis behavior. Analisis Fundamental berfokus pada rasio keuangan perusahaan, ekonomi makro, berita dan rumor. Analisis Teknikal berfokus pada chart dan indikator jenuh beli-jual. Analisis behavior berfokus pada pola musiman dan pola antrian. Selain itu, beliau juga mendemonstrasikan bagaimana suatu transaksi terjadi di dalam pasar. Pada akhir presentasi, beliau memberikan informasi bahwa menjadi investor di masa sekarang tidaklah sukar.
Harapan setelah mengikuti seminar ini adalah para peserta dapat memahami bahwa COVID 19 memiliki dampak bagi pasar modal Indonesia. Peserta juga mengetahui bahwa pihak Otoritas Jasa Keuangan juga membuat kebijakan baru untuk mengimbangi dampak dari COVID 19. Peserta juga mengetahui bahwa masih ada saham-saham yang prospek meskipun terkena dampak dari COVID19.
Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah Dibuka Segera Daftar Sekarang.